Selasa 10 Aug 2021 23:27 WIB

Kematian Kembali Melonjak Saat Kasus Positif Covid Menurun

Pada Selasa (10/8), Indonesia kembali mencatatkan kematian harian di atas 2.000 jiwa.

 Kerabat berduka setelah pemakaman suami dan ayah mereka yang meninggal karena komplikasi penyakit COVID-19 di pemakaman di Depok, Senin (9/8/2021).. Pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melanjutkan atau melonggarkan penerapan pembatasan aktivitas masyarakat level 4 ( PPKM) yang akan berakhir pada 09 Agustus 2021. Tingginya angka kematian Covid-19 di Indonesia bahkan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan catatan khusus.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Kerabat berduka setelah pemakaman suami dan ayah mereka yang meninggal karena komplikasi penyakit COVID-19 di pemakaman di Depok, Senin (9/8/2021).. Pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melanjutkan atau melonggarkan penerapan pembatasan aktivitas masyarakat level 4 ( PPKM) yang akan berakhir pada 09 Agustus 2021. Tingginya angka kematian Covid-19 di Indonesia bahkan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan catatan khusus.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra

Jumlah kasus kematian harian akibat Covid-19 di Indonesia pada Selasa (10/8) kembali melonjak tinggi ke angka 2.048 kasus. Kenaikan angka kematian harian ini tak sejalan dengan tren penurunan jumlah kasus baru positif dan kasus aktif Covid-19.

Baca Juga

Penambahan kasus meninggal harian pada Selasa menjadikan total kumulatif kasus mencapai 110.619 orang. Sebelumnya, penambahan angka kasus meninggal harian sempat menurun di bawah dua ribu kasus. Kasus meninggal tertinggi pernah terjadi pada 27 Juli yang mencatatkan angka 2.069 kasus.

Dari penambahan kasus meninggal ini, Provinsi Jawa Barat menjadi kontributor tertinggi yang menyumbangkan 491 kasus meninggal. Disusul Jawa Tengah yang menambahkan 490 kasus, kemudian Jawa Timur melaporkan 329 kasus meninggal, Kalimantan Timur menambahkan 79 kasus, dan Kalimantan Tengah melaporkan 70 kasus meninggal.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mencatat jumlah kasus kematian yang masih mengalami kenaikan selama tiga minggu terakhir. Bahkan pada Juli ini, Satgas mencatat jumlah kasus kematian yang mencapai 24.496 orang, dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang.

Sedangkan pada minggu ini persentase kasus kematian yakni sebesar 2,92 persen. Sementara kasus kematian di dunia sebesar 2,12 persen.

“Kenaikan kematian yang telah berlangsung 3 minggu berturut-turut ini tentunya menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Dalam bulan Juli saja kita telah kehilangan 24.496 nyawa, dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (10/8).

Kenaikan kasus kematian mingguan tertinggi ini disumbangkan oleh Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Jawa Tengah. Karena itu, Wiku pun menekankan penurunan kasus kematian juga perlu menjadi fokus utama dalam perpanjangan PPKM kali ini.

Untuk terus menekan angka kematian, pemerintah daerah diminta untuk memantau ketersediaan tempat tidur, obat-obatan, ventilator, dan alat kesehatan lainnya di setiap rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya.

“Koordinasikan dengan pusat apabila membutuhkan bantuan darurat,” tambah dia.

Menurut Wiku, dengan penurunan angka BOR ruang isolasi pada pekan ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menekan kasus kematian. Dari data Satgas, angka BOR ruang isolasi nasional pada pekan ini tercatat 54,35 persen.

Pemerintah daerah juga perlu memperhatikan masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah agar terus dipantau kondisinya melalui RT RW setempat.

“Dengan BOR rumah sakit yang telah menurun, maka pasien Covid-19 yang saat ini isolasi mandiri di rumah dapat dipindahkan ke tempat isolasi terpusat atau ke RS agar dapat ditangani dengan segera dan semaksimal mungkin,” jelas Wiku.

Naiknya kembali angka kematian harian Covid-19 bisa dibilang disayangkan merujuk pada tren penurunan kasus positif Covid-19. Wiku mengatakan, penambahan kasus positif pada minggu ini tercatat semakin menurun dibandingkan minggu sebelumnya.

Satgas mencatat, penurunan kasus pada minggu ini yakni sebesar 48.256 kasus dari sebelumnya 273.891 menjadi 225.635 kasus.

“Penurunan kasus positif di minggu ini menandakan telah terjadi penurunan kasus selama 3 minggu berturut-turut. Penurunan kasus positif mingguan di tingkat nasional ini tentunya adalah perkembangan baik yang perlu terus dipertahankan,” ujar Wiku.

Meskipun terjadi penurunan kasus positif, pemerintah tetap melanjutkan untuk memberlakukan PPKM level 1-4. Sebab, jumlah kasus saat ini masih cukup tinggi jika dibandingkan sebelum terjadi lonjakan kasus.

“Kasus harian kita berkisar di angka 5 ribu sampai 7 ribu kasus. Sedangkan saat ini masih berada di angka 20 ribu sampai 40 ribu ,” tambah dia.

Memasuki minggu keenam PPKM level 1-4, Satgas mencatat terdapat lima provinsi yang menjadi penyumbang kasus tertinggi. Yakni NTT yang menyumbangkan 2.303 kasus, Sulawesi Tengah bertambah 1.733, Bangka Belitung naik 982, Kalimantan Selatan naik 624, dan Sumatera Barat naik 587.

“Dan kelima provinsi ini berada di luar Jawa-Bali,” kata Wiku.

“Sebagai upaya untuk semakin menekan angka kasus positif dan kasus aktif secara nasional, maka fokus penanganan Covid-19 saat ini perlu ditekankan di semua provinsi, termasuk provinsi-provinsi di luar Jawa Bali, mengingat kenaikan kasus positif dan kasus aktif yang tinggi di luar Jawa Bali ini,” jelas Wiku.

Wiku juga menyampaikan, penambahan kasus aktif di tingkat nasional pada minggu ini mengalami penurunan sebesar 17 persen dari puncak kasus pada 25 Juli lalu. Penambahan kasus aktif inipun tercatat telah mengalami penurunan selama dua minggu berturut-turut.

Penambahan kasus aktif tertinggi di tingkat provinsi ini disumbangkan oleh Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.

“Sebagai upaya untuk semakin menekan angka kasus positif dan kasus aktif secara nasional, maka fokus penanganan Covid-19 saat ini perlu ditekankan di semua provinsi, termasuk provinsi-provinsi di luar Jawa Bali, mengingat kenaikan kasus positif dan kasus aktif yang tinggi di luar Jawa Bali ini,” jelas Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement