Ahad 08 Aug 2021 16:56 WIB

Capaian Vaksinasi Kabupaten Tasikmalaya Terendah di Jabar

Baru 8 persen dari target 1,4 juta warga yang sudah divaksinasi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Sejumlah santri di Ponpes Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, menjalani vaksinasi Covid-19, Senin (26/7). Vaksinasi di lingkungan pesantren itu digelar oleh Polda Jabar.
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Sejumlah santri di Ponpes Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, menjalani vaksinasi Covid-19, Senin (26/7). Vaksinasi di lingkungan pesantren itu digelar oleh Polda Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya terus dilakukan. Selama dua hari terakhir, vaksinasi massal kepada sekitar 2.000 orang dilakulan di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk, Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, pelaksanaan vaksinasi massal bertujuan untuk meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 di daerahnya. Sebab, capaian vaksinasi di Kabupaten Tasikmalaya masih merupakan yang terendah di Jawa Barat (Jabar).

Baca Juga

"Saat ini, dari total sasaran sekitar 1,4 juta penduduk, baru 8 persen yang divaksin pertama," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (8/8).

Berdasarkan data hingga Jumat (6/8), dari total sasaran vaksinasi di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.481.602 jiwa, baru 8,02 persen atau 118.872 jiwa yang mendapatkan suntikan dosis pertama. Sementara yang mendapatkan suntikan dosis kedua baru 3,66 persen atau 54.425 jiwa.

Menurut Atang, capaian vaksinasi yang rendah di Kabupaten Tasikmalaya disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, distribusi vaksin ke Kabupaten Tasikmalaya jumlahnya terbatas. Kedua, petugas di puskesmas juga harus melakukan penanganan kepada pasien Covid-19, selain melakukan vaksinasi.

"Mereka (petugas) juga harus melaporkan hal itu ke banyak aplikasi. Di puskesmas, ada tujuh aplikasi yang dikerjakan, misalnya Smile, PCare, Sigesit, Pikobar, Silacak, dan lainnya. Itu semua untuk laporan," kata dia.

Alhasil, lanjut Atang, banyak waktu petugas terbuang untuk mengurus laporan. Menurut dia, harusnya pelaporan cukup menggunakan satu aplikasi yang terintegrasi ke semua. Dengan begitu, pengerjaannya dapat lebih efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement