Sabtu 07 Aug 2021 01:10 WIB

Perekonomian Jabar Meroket Tumbuh 6,13 Persen

Secara year on year, dari sisi produksi hampir semua lapangan usaha tumbuh positif

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengikuti rapat koordinasi pembahasan perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) (ilustrasi). Perekonomian Jabar melejit tumbuh  6,13 persen di masa pandemi.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengikuti rapat koordinasi pembahasan perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) (ilustrasi). Perekonomian Jabar melejit tumbuh 6,13 persen di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perbaikan ekonomi sudah terlihat semakin membaik, setelah empat triwulan terakhir ekonomi terkonstraksi karena dampak pandemi Covid-19. Ini terlihat dari ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada triwulan II/2021 secara year on year (yoy) tumbuh melejit 6,13 persen, sedangkan secara kumulatif hingga triwulan II/2021 tumbuh 2,54 persen.

Menurut Kepala Biro Perekonomian Jabar Benny Bachtiar, pertumbuhan yang terjadi saat ini menunjukkan ada upaya keras Pemprov Jabar untuk terus mendorong perekonomian tetap tumbuh meski di tengah keterbatasan karena pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Upaya luar biasa Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil dapat dilihat dari terus dilakukan melalui lobi-lobi kerja sama ekonomi, meski melalui video call. Sudah terlihat hasilnya dengan mulai masuknya investasi ke Jabar, bahkan tertinggi nasional," ujar Benny, Jumat (6/8).

Selain investasi, kata dia, ekspor Jabar juga terus tumbuh, karena negara tujuan ekspor utama sudah mulai membuka diri, seperti Amerika, Eropa dan negara di Asia Tengah.

Pemprov Jabar, kata Benny, akan terus memberikan kenyamanan bagi investor dan juga kalangan industri agar bisa berinvestasi di Jabar. Salah satunya dengan memberikan rasa aman dan pengendalian Covid-19. "Pengendalian dengan PPKM sudah terlihat, BOR rumah sakit kini sudah 51 persen," katanya.

Semantara menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Dyah Anugrah, pertumbuhan ini bagian dari buah penanganan ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi baik pada level nasional maupun Jabar yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk kemampuan masyarakat dan dunia usaha dalam berinovasi untuk tetap survive di tengah pandemi.

Secara level, kata dia, nominal PDRB Jawa Barat atas dasar harga konstan pada triwulan II/2021 sebesar Rp 374,69 triliun. Angka ini hampir mendekati nilai kondisi PDRB triwulan II/2019 (Rp375,22 triliun), yaitu kondisi pada saat belum dilanda Pandemi Covid-19. Hanya dibutuhkan pertambahan nilai tambah bruto (NTB) sekitar 0,14 persen untuk mencapai level triwulan II/2019.

Hal ini, kata dia, menjadi indikasi bahwa ekonomi Jawa Barat sudah mulai beranjak normal, meskipun belum optimal. Secara year on year, dari sisi produksi hampir semua lapangan usaha tumbuh positif kecuali pertanian dan jasa pendidikan. Industri selaku lapangan usaha utama di Jabar yang pada triwulan II/2021 memiliki kontribusi 41,1 persen, mampu tumbuh 7,26 persen. Pertumbuhan pada lapangan usaha ini didorong oleh industri nonmigas.

Pasar luar negeri yang mulai membaik membuat ekspor non migas Jabar yang didominasi produk industri tumbuh tinggi. Selama Januari-Juni 2021, nilai ekspor non migas Jawa Barat mengalami pertumbuhan 29,64 persen dibanding priode yang sama tahun 2020 (y–to–d).

Lapangan usaha industri pada triwulan II/2021 memberikan andil 3,01 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat y-on-y, meskipun secara level nominal masih di bawah kondisi sebelum pandemi.

Pada sisi pengeluaran, secara year on year, komponen utama seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor tumbuh positif. PKRT mengalami pertumbuhan 5,63 persen, PMTB tumbuh 11,19 persen dan ekspor tumbuh 27,77 persen.

Ekspor ke luar negeri sendiri mengalami pertumbuhan sangat tinggi yaitu 39,81 persen. Dengan pertumbuhan seperti itu, ketiga komponen utama tersebut memberikan andil pertumbuhan masing- masing 3,42 persen, 2,52 persen dan 10,07 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement