REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Gubernur Jawa Timur Khofiah Indar Parawansa mencanangkan program vaksinasi untuk pelajar secara serentak di 38 kabupaten/ kota di wilayah setempat. Khofifah mengungkapkan, Pemprov Jatim mengalokasikan 38 ribu dosis vaksin tahap I kepada 38 ribu siswa SMA/ SMK se-Jawa Timur, yang didistribusikan melalui Dinas Kesehatan kabupaten/ kota.
Khofifah berpendapat, pengendalian pandemi Covid-19 terutama melalui vaksinasi adalah kunci yang sangat menentukan. Diharapkan masyarakat bisa bekerja kembali secara normal, anak-anak bisa belajar kembali di sekolah, masyarakat bisa kembali beribadah dengan tenang, dan juga agar perekonomian bisa segera bangkit.
"Karena itu saya mencanangkan vaksinasi serentak untuk pelajar SMA/ SMK se-Jawa Timur, dengan harapan herd immunity yang akan menjadi pelandaian dalam pengendalian Pandemi Covid-19 ini bisa segera kita wujudkan di Jawa Timur," kata Khofifah, Kamis (5/8).
Khofifah meminta agar bupati dan wali kota di Jawa Timur segera melakukan percepatan vaksinasi terhadap penduduk remaja, yaitu usia 12-18 tahun. Vaksinasi pelajar menurutnya harus dipercepat karena metode pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19 dinilai banyak pihak kurang efektif.
"Kita berharap melalui penuntasan vaksinasi untuk pelajar, pembelajaran tatap muka secara bertahap dan terbatas bisa segera digelar kembali. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi menyatakan, vaksinasi serentak diharapkan menjadi momentum mempercepat penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Diharapkan, pembelajaran tatap muka yang menurutnya sudah dinanti-nanti para siswa, guru, dan orang tua, bisa segera dimungkinkan untuk diselenggarakan.
Wahid mengatakan, pelaksanaan vaksinasi untuk pelajar akan melengkapi pemberian vaksin yang sudah dilakukan untuk guru dan tenaga kependidikan di Jawa Timur. Vaksin untuk guru dan tenaga kependidikan di Jawa Timur diakuinya sudah hampir 100 untuk semua jenjang. "Semoga capaian untuk vaksin pelajar juga bisa segera kita percepat sehingga pembelajaran tatap muka terbatas bisa segera digelar," kata Wahid.