Kamis 05 Aug 2021 14:20 WIB

Hotel Mutiara tak Jadi RS Darurat, Tapi Isoter

Fasilitas di dua hotel tersebut belum tercukupi untuk dapat difungsikan secepatnya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Warga menjalani tes Covid-19 dengan swab antigen massal di Turi, Sleman, Yogyakarta, Senin (14/6). Sebanyak 160an warga dites Covid-19 massal dengan swab antigen menyusul adanya 5 KK yang positif terpapar Covid-19. Usai tes Covid-19 warga melakukan isolasi mandiri menunggu hasil tes swab antigen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga menjalani tes Covid-19 dengan swab antigen massal di Turi, Sleman, Yogyakarta, Senin (14/6). Sebanyak 160an warga dites Covid-19 massal dengan swab antigen menyusul adanya 5 KK yang positif terpapar Covid-19. Usai tes Covid-19 warga melakukan isolasi mandiri menunggu hasil tes swab antigen.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Hotel Mutiara I dan II rencananya akan dijadikan sebagai tempat isolasi terpadu (isoter). Dua hotel ini sebelumnya direncanakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk dijadikan sebagai rumah sakit darurat penanganan Covid-19.

"Karena kalau rumah sakit darurat, SDM dan sarana prasarana yang dibutuhkan lebih kompleks dibandingkan isoter," kata Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Rabu (4/8).

Saat ini, fasilitas di dua hotel tersebut belum tercukupi untuk dapat difungsikan secepatnya. Namun, pasokan listrik sudah mulai disambungkan oleh PLN. "Listrik harus nyala supaya dapat difungsikan secepat mungkin sebagai tempat isoter, akan dikerjakan PU (Dinas PUP-ESDM DIY) bersama tim Kementerian PUPR yang juga sudah datang mengecek lokasi," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sultan menyebut, pihaknya juga sudah mengajukan permohonan ke pemerintah pusat untuk membantu melengkapi fasilitas di dua hotel ini. Pasalnya, kamar yang ada belum dilengkapi dengan fasilitas penunjang isolasi bagi pasien Covid-19.

Di Hotel Mutiara I memiliki kapasitas sebanyak 41 kamar. Sedangkan, di Hotel Mutiara II memiliki kapasitas lebih besar yakni 76 kamar untuk menampung pasien Covid-19.

Sultan menegaskan, pasien Covid-19 yang isolasi mandiri terutama yang bergejala diharapkan dapat pindah ke isoter yang sudah disiapkan Pemda DIY. Hal ini dilakukan agar kematian Covid-19 dapat ditekan.

Pasalnya kematian Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri di DIY cukup tinggi. Dengan melakukan isolasi di tempat isoter, maka pasien akan mendapat pengawasan yang lebih baik dari tenaga kesehatan.

"Pasien yang melakukan isolasi mandiri tidak mudah dikontrol dan berakibat banyak korban meninggal dunia. Pasien yang dirawat di isoter akan mendapat pengawasan yang baik karena kebutuhan vitamin, obat dan makanan telah terjamin," ujar Sultan.

Pihaknya juga sudah membentuk satgas khusus untuk menekan kematian pasien isoman di DIY. Satgas khusus ini melakukan pengawasan hingga penjemputan pasien isolasi mandiri dengan berkeliling dari rumah ke rumah, untuk dipindahkan ke isoter.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement