Rabu 04 Aug 2021 23:19 WIB

Lindungi Ibu Menyusui Tanggung Jawab Bersama

IDAI merekomendasikan Ibu menyusui mendapatkan cuti 6 bulan

Pandemi sudah berlangsung 17 bulan, dan diperkirakan sudah sekitar 7 juta bayi lahir. Namun ternyata kita abai bagaimana keadaan Ibu dan bayi, akhirnya saat ini sudah terjadi 1000 lebih anak meninggal. Yang menyedihkan lagi adalah 600 lebih meninggal dalam waktu sebulan terakhir,dan 42 persen atau sekitar 400 adalah bayi.” Ungkap Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Profesor Aman B. Pulungan dalam Webinar Profesor Bicara ASI, Rabu (4/8).
Foto: istimewa
Pandemi sudah berlangsung 17 bulan, dan diperkirakan sudah sekitar 7 juta bayi lahir. Namun ternyata kita abai bagaimana keadaan Ibu dan bayi, akhirnya saat ini sudah terjadi 1000 lebih anak meninggal. Yang menyedihkan lagi adalah 600 lebih meninggal dalam waktu sebulan terakhir,dan 42 persen atau sekitar 400 adalah bayi.” Ungkap Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Profesor Aman B. Pulungan dalam Webinar Profesor Bicara ASI, Rabu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--“Pandemi sudah berlangsung 17 bulan, dan diperkirakan sudah sekitar 7 juta bayi lahir. Namun ternyata kita abai bagaimana keadaan Ibu dan bayi, akhirnya saat ini sudah terjadi 1000 lebih anak meninggal. Yang menyedihkan lagi adalah 600 lebih meninggal dalam waktu sebulan terakhir,dan 42 persen atau sekitar 400 adalah bayi.” Ungkap Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Profesor Aman B. Pulungan dalam Webinar Profesor Bicara ASI, Rabu (4/8).

Menurut Profesor Aman B. Pulungan, apabila positive rate Covid-19 masih diatas 10 persen, IDAI merekomendasikan Ibu menyusui mendapatkan cuti 6 bulan, namun apabila tetap harus bekerja ia harap tidak hanya itu namun Ibu hamil juga harus mendapatkan kebijakan work from home. Hadir dalam webinar tersebut sebagai pembicara kunci Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, serta narasumber Prof. Damayanti Rusli Sjarif, Prof. Hardiono D. Pusponegoro dan dr. Elizabeth Yohmi.

Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo dalam beberapa kesempatan menjelaskan, “Pemerintah saat ini terus berupaya melaksanakan program vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu upaya penurunan laju kasus Covid-19 di Indonesia. Salah satunya melalui percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang terkait keluarga, anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui di seluruh wilayah. Vaksin Covid-19 berbasis keluarga ini diharapkan dapat memutus penyebaran covid-19 kluster keluarga,” jelas Dokter Hasto.

Dokter Hasto menyampaikan, kelahiran sebelum waktunya angkanya masih cukup tinggi, hal ini juga menyumbang tingginya angka kematian bayi. “Hal ini harus menjadi perhatian bersama maka model seperti yang sudah dilakukan di Belanda dengan semua Ibu hamil terkawal dengan baik oleh semacam dokter keluarga. Dengan kondisi Indonesia saat ini kita memiliki sekitar 400 ribu bidan dengan jumlah desa sekitar 76 ribu, kalau kita bisa mereformasi layanan kesehatan di tingkat dasar agar semua layanan kesehatan didaerah bisa mudah di akses. Bidan yang ada di desa-desa inilah yang saya harap bisa mendampingi, mencatat dan kontrol kesehatan ibu hamil.”

Menanggapi terjadinya lonjakan kehamilan selama pandemi, dokter Hasto menyampaikan BKKBN terus berupaya untuk melakukan layanan kontrasepsi untuk menjaga supaya tidak terjadi lonjakan kehamilan selama pandemi. “Sebelumnya mitra kami dalam layanan kontrasepsi didaerah adalah Puskesmas namun sekarang bidan praktek swasta sudah menjadi mitra layanan kontrasepsi sehingga masyarakat bisa lebih luas terlayani,” ungkapnya.

Terkait dengan rekomendasi dari IDAI untuk memberikan tambahan cuti selama pandemi bagi Ibu hamil dan menyusui Dokter Hasto menegaskan, “Secara pribadi dan kelembagaan sangat mendukung ibu menyusui mendapatkan tambahan cuti, tentunya hal ini tidak bisa hanya didukung oleh BKKBN saja namun harus mendapatkan dukungan kerjasama dari Kementerian dan Lembaga lain seperti IDAI,” tegasnya.

Dokter Hasto juga menyampaikan harapannya, “Akibat pandemi ini negara melakukan refocusing anggaran dan tentunya mereformasi birokrasi agar lebih melayani, hal ini juga saya harapkan dilakukan pada keluarga untuk refocusing keuangannya untuk memenuhi kecukupan gizi dan nutrisi untuk kesehatan Ibu dan anak yang baru lahir dan tentunya hal ini bisa dilakukan salah satunya dengan mengurangi konsumsi rokok,” harap dokter Hasto.

Prof. Aman B. Pulungan  menambahkan, “BKKBN punya network yang besar diseluruh Indonesia, kerjasama terkuat kita selama ini dengan BKKBN, saat ini saatnya kita mulai lagi kerjasama BKKBN dan IDAI di daerah. Kita akan melakukan MoU dan perjanjian kerjasama dengan BKKBN dan lebih teknis bersama cabang IDAI di daerah dan Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi,” tambahnya.

ASI Penting Lindungi Kehidupan Bayi

Dalam webinar yang diselenggarakan memperingati Pekan Menyusui Sedunia, Profesor Damayanti Rusli Sjarif mengungkapkan, “Daya tahan tubuh bayi semua berasal dari Ibu, daya tahan tubuhnya sendiri baru bisa terbentuk setelah usia enam bulan keatas. Oleh sebab itu ASI (Air Susu Ibu) sangat penting melindungi bayi di kehidupan awalnya. Komponen bioaktif spesifik ada dalam ASI dan itu memang spesifik untuk anak, seperti dengan adanya kandungan secretory IgA, hal inilah maka ASI sangat istimewa,” ungkap Profesor Damayanti.

Menurut Profesor Damayanti dua bulan pertama dimana kalori ASI masih sangat tinggi merupakan saat yang penting, maka manajemen laktasi seperti memperhatikan perlekatan, posisi saat menyusui menjadi satu hal yang penting. Sehingga bayi bisa tecukupi kebutuhan ASI, namun ada kalanya pemberian ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Tanda bahwa ASI tidak lagi cukup, bayi akan mengalami weight faltering (gagal tumbuh atau kenaikan berat badan yang tidak sesuai dari yang seharusnya).

Profesor Damayanti menambahkan, “ Weight faltering tidak boleh terjadi di usia awal kehidupan bayi karena pada akhirnya nanti bisa mengakibatkan terjadinya stunting. Perlu dilakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan secara rutin. Tentunya menimbang dan mengukur harus benar seperti dibuka bajunya. Kemudian juga pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat waktu. Selain itu juga apabila masih terjadi bisa dilakukan melalui pemberian donor ASI yang aman atau susu formula yang sesuai standar.

Prof. Hardiono D. Pusponegoro menjelaskan, “Stimulasi untuk anak sangat penting tentunya juga setelah mendapatkan asupan nutrisi yang bagus. Intervensi dan stimulasi pada anak dirumah dapat meningkatkan IQ sampai dengan tiga poin. Stimulasi secara alamiah bisa dilakukan oleh orangtua pada anak, seperti rasa cinta, bermain, berbicara dan bernyanyi, bercerita, sentuhan, pelukan. Yang jadi masalah apabila anak tidak normal atau kondisi sakit maka memang perlu stimulasi yang lebih spesifik lagi,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement