Selasa 03 Aug 2021 14:25 WIB

Menyoal Penyimpangan Agama Bahai: Naik Haji ke Israel

Agama Bahai adalah gabungan dari berbagai agama yang bertujuan menyesatkan umat Islam

Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, KH Amirsyah Tambunan menyarankan, pengurus masjid (takmir) dapat mengoptimalkan masjid dan tempat ibadah sebagai sarana edukasidan rehabilitasi Covid-19.  Saran tersebut dilakukan terkait adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakata (PPKM).
Foto:

Babiyah-Bahaiyah

Bagimana memahami nalar beragama baik dalam konteks peraturan-perundang-undangan maupun dalam ajaran pokok agama Baha’i? Hal ini penting ketika menyimak pernyataan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas yang mengejutkan semua pihak, karena menyampaikan kepada masyarakat Baha'i selamat merayakan Hari Raya Naw-Ruz 178 EB. Setelah dicermati dan ditelusuri terkait pokok-pokok ajaran Baha’i dalam banyak referensi di antaranya dalam buku Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia Islam oleh Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam Mesir halaman 193-100 terdapat indikasi penyimpangan karena menafsirkan pokok-pokok ajaran Islam, antara lain;

Pertama, aspek Ke-Tuhanan. “Sesungguhnya hakikat ruhaniyah yang keluar dari Allah telah bersemayam pada diri Al-Bab secara materi bukan jasmani. Al-Bab adalah tuhan dan ia suci dari dosa dan kesalahan. Dan dzat Allah telah bersemayam dalam dirinya. Derajat Al-Bab sampai derajat ketuhanan.

Kedua, aspek kenabian. “Sesungguhnya para nabi semuanya mulai dari Adam telah berwujud pada dirinya. Mereka mengambil darinya jalan untuk kembali lagi ke dunia. Al-Bab melihat dirinya sebagai wakil hakiki dari para nabi semuanya dan sebagai pengungkap atas risalah mereka.

Ia memproklamirkan dirinya sebagai nabi baru dan bahkan ia pun bukan penutup nabi tapi masih ada nabi-nabi sampai tidak ada batasnya. Sehingga Bahaullah pelanjut ajaran Bab Mirza Ali, mengaku sebagai nabi dan menghapus syariat Al-Babiyah, sebagaimana sebelumnya Al-Bab menghapus syariat Islam.”

Kiblat shalat dan tujuan haji Bahai adalah ke Haifa di Israel.

Ketiga, para penganut syariat Islam dalam kebenaran sampai malam munculnya Al-Bab membawa agama Al-Babiyah, setelah itu syariat sebelumnya batal dan dusta dengan datangnya nabi di zamannya. Kitab Al-Bayan dalam pandangan mereka menyamai kitab suci Alquran. Al-Bab memiliki hak pilihan mutlak untuk mengubah hukum-hukum dan menggantinya karena Al-Bab datang sebagai penyeru syariat Islam dan yang mereformasi hukum-hukumnya.

Keempat, mereka menakwil atau menafsirkan Alquran dengan penafsiran bathini (esoterisme ekstrim) seperti: Yusuf adalah Husain, matahari adalah Fatimah, bulan adalah Muhammad, sebelas bintang yang sujud kepada Yusuf adalah 11 imam ahlul bait. Wahyu memiliki penakwilan tinggi, rahasia misteri, makna rumit dan pemahaman tersembunyi yang tidak dapat dijelaskan kecuali oleh Tuhannya yaitu Al-Bab, menurut mereka.

Kelima, peribadatan seperti shalat berjamaah tidak wajib kecuali shalat jamaah pada shalat jenazah. Shalat hanya sembilan rakaat saja dalam 1 hari, dengan 3x shalat masing-masing 3 rakaat.

Keenam, ibadah puasa buat mereka adalah mencegah nafsu dari semua yang tidak diinginkan oleh Al-Bab. Mereka puasa diwajibkan mulai umur 11 tahun sampai 42 tahun sebulan penuh selama 19 hari karena memang penanggalan mereka 1 bulan = 19 hari, dan 1 tahun itu = 19 bulan.

Hari Raya Nauruz adalah tradisi Persia yang diberi stempel suci oleh ajaran Syiah.

Puasa wajib mereka lakukan selama 19 hari dilakukan pada tanggal 2-20 Maret, sebelum Hari Raya Nauruz yang jatuh setiap tanggal 21 Maret. Hari Raya Nauruz itu sendiri adalah tradisi kebangsaan Persia yang diberikan stempel kesucian agama dalam ajaran Syi’ah maupun Baha’i.

Ketujuh, ibadah haji bukan ke Baitullah di Mekkah, tetapi ke rumah tempat lahirnya Al-Bab Mirza Ali, ziarah ke tempat penjaranya dan ke rumah 18 pemimpin lainnya. Setelah tongkat estafel Al-Bab beralih ke Mirza Husain Ali, maka kiblat shalat dan tujuan haji mereka ke Haifa di Israel (lokasi kuburan pendiri sekte Baha’i).

Grand Syekh Azhar, Muhammad al-Khudr Husain, kitab Rasail Ishlah, vol. 2 hlm. 188 antara lain; aliran Babiy-Baha’i adalah sekte buatan hasil percampuran (singkritisme) banyak agama dan aliran filsafat. Agama mereka adalah campuran dari Budhisme, Brahmaisme, Paganisme, Zoroaster, Yahudi, Kristen dan Islam, paduan sekte sufi dan bathini. Pondasinya dibangun di atas reruntuhan filsafat bathiniah yang bertujuan utama untuk menyesatkan pemeluk agama Islam dengan alat takwil, klaim risalah, wahyu dan syariat yang menasakh hukum Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement