REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi dengan magnitudo 8,1 yang terjadi di wilayah Perryville, Alaska, Amerika Serikat, pada Kamis (29/7, memicu munculnya tsunami kecil. Namun, tidak sampai menimbulkan dampak signifikan ke wilayah Indonesia menurut pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Di Alaska, beberapa sirine perintah evakuasi sempat dibunyikan. Namun karena hasil monitoring muka laut hanya mencatat tsunami kecil yang tidak akan berdampak selanjutnya peringatan dini tsunami diakhiri," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKGDaryono di Jakarta, Kamis.
Pasific Tsunami Warning Center (PTWC) menyampaikan informasi bahwa gempa di Alaskaberpotensi menimbulkan tsunami kecil kurang dari 0,3 meter di wilayah Indonesia. Menurut BMKG, berdasarkan hasil pemodelan, tsunami dengan tinggi tidak signifikan, kurang dari lima cm, akan tiba di wilayah Indonesia, tepatnya di utara Papua, pada 30 Juli.
"Berdasarkan hasil pemodelan ini BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia, untuk itu masyarakat dihimbau tetap tenang dan tidak mudah percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Daryono.
Dia menjelaskan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi di wilayahAlaskapada Kamis merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust Alaskan-Aleutian. Subduksi Alaskan-Aleutian terkenal aktif secara seismik dengan laju pergerakan Lempeng Pasifik ke arah barat 57-61 mm per tahun.
Sistem subduksi lempeng ini merupakan generator gempa kuat di wilayah Semenanjung Alaska, yang sudah beberapa kali memicu gempa dahsyat dan tsunami. Gempa besar pemicu tsunami yang terjadi di wilayah Alaskadan bersumber dari zona subduksi Aleutiandi antaranya terjadi pada 1938 (magnitudo 8,3), tahun 1946 (magnitudo 8,1), tahun 1956 (magnitudo 8,6), tahun 1965 (magnitudo 8,7), tahun 1964 (magnitudo 9,2), dan tahun 1986 (magnitudo 8,0).
Setelah gempa dengan magnitudo8,1 yang terjadi di wilayah Alaska pada Kamis telah terjadi lebih dari 25 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo kurang dari 6,0.