REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menarget pengonversian Asrama Haji Donohudan, Boyolali, menjadi rumah sakit darurat untuk menangani pasien COVID-19 selesai pekan ini. Pasien covid-19 gejala sedang akan ditempatkan di Donohudan.
"Targetnya minggu ini sudah selesai, dan diharapkan bisa ditangani bersama RSUD Moewardi, itu kan diarahkan untuk perawatan yang sakit gejala sedang," kata Pelaksana Harian Sekda Jateng Prasetyo Aribowo di Semarang, Rabu (28/7).
Ia menjelaskan saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang melakukan penataan dan persiapan menjadikan Asrama Haji Donohudan menjadi rumah sakit darurat COVID-19. Hasil monitoring dan supervisi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, kata dia, menyebutkan jika Asrama Haji Donohudan layak dikonversi menjadi rumah sakit darurat untuk merawat pasien terpapar COVID-19 dengan gejala sedang.
"Sedangkan pasien-pasien yang tanpa gejala dan menjalani isolasi, sementara waktu ditempatkan di gedung tersendiri, terpisah dari Gedung Madinah sebagai lokasi rumah sakit darurat COVID-19," ujarnya.
Selain itu, pasien-pasien COVID-19 tanpa gejala lainnya akan diarahkan ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jateng di Srondol, Kota Semarang, maupun tempat isolasi terpusat lainnya milik pemprov maupun kabupaten/kota se-Jateng.
Diharapkan, dengan pengonversian Asrama Haji Donohudan menjadi rumah sakit darurat COVID-19 bisa mengurangi tekanan di rumah sakit rujukan di Kota Surakarta dan sekitarnya. Sebab, saat ini wilayah Solo Raya, khususnya Kabupaten Klaten sedang dilakukan tindakan untuk mengendalikan kasus baru.