REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali akan membaik di kuartal IV-2021, seiring dengan semakin meluasnya cakupan vaksinasi COVID-19 di provinsi setempat dan sebagian wilayah di Pulau Jawa.
"Akhir September mendatang, vaksinasi untuk dosis lengkap ditargetkan sudah 70 persen dari total jumlah penduduk Bali," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara OSBIM di Denpasar, Selasa (27/7).
Menurut dia, dengan cakupan vaksinasi lebih luas, maka asumsinya kegiatan masyarakat akan dibuka kembali dan tidak seperti seketat sekarang. Demikian pula wisatawan domestik bisa lebih banyak ke Bali. Seperti halnya juga pada pertumbuhan ekonomi global di Amerika Serikat dan kawasan Eropa yang mengalami kenaikan, seiring dengan percepatan vaksinasi dan berlanjutnya stimulus fiskal.
"Kami terus bersinergi, mendorong agar vaksinasi ini digencarkan karena ini salah satu jalan kita selain protokol kesehatan," ucap Trisno Nugroho.
Bali menargetkan jumlah penduduk yang divaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) 70 persen yakni sebanyak 2.996.060 orang. Hingga 26 Juli 2021, cakupan vaksinasi COVID-19 untuk dosis pertama sudah 3.023.924 orang (100,93 persen) dan untuk vaksin dosis kedua sebanyak 793.880 orang (26,50 persen).
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda menambahkan, mencermati beberapa indikator terkini, BI memperkirakan Bali akan tumbuh positif kecil di Kuartal II -2021. Namun demikian, akan kembali negatif di Kuartal III akibat pemberlakuan PPKM Darurat selama bulan Juli.
Dengan demikian, secara keseluruhan tahun 2021, Bali diperkirakan masih terkontraksi dalam kisaran minus 4 hingga minus 2 persen.
"Proyeksi ini bersifat dinamis sehingga wajar dilakukan beberapa kali revisi. Hal ini mengingat proyeksi ekonomi sangat tergantung kepada angka realisasi di triwulan sebelumnya, indikator-indikator terkini dan asumsi-asumsi yang digunakan pada triwulan berikutnya," ujarnya.
Di sisi lain, dalam hal intermediasi perbankan, kredit perbankan meningkat pada Kuartal II 2021 didorong oleh meningkatnya kinerja kredit investasi dengan risiko yang relatif terjaga."Terkait indikator kinerja pariwisata masih tertahan seiring dengan belum dibukanya border Indonesia untuk wisatawan mancanegara," ucap Rizky.