Ahad 25 Jul 2021 04:25 WIB

Polisi: Bom Lontong Milik Teroris Poso Berdaya Ledak Tinggi

Radius ledakan 30 meter hingga 50 meter dapat melukai orang.

Polisi bersenjata berjaga di depan ruang jenazah tempat pelaksanaan identifikasi dan otopsi jenazah dari kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di RS Bhayangkara di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (17/7/2021). Kontak tembak antara Satgas Madago Raya dan kelompok DPO MIT Poso kembali terjadi pada Sabtu (17/7/2021) di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan menewaskan satu anggota kelompok MIT Poso.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Polisi bersenjata berjaga di depan ruang jenazah tempat pelaksanaan identifikasi dan otopsi jenazah dari kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di RS Bhayangkara di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (17/7/2021). Kontak tembak antara Satgas Madago Raya dan kelompok DPO MIT Poso kembali terjadi pada Sabtu (17/7/2021) di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan menewaskan satu anggota kelompok MIT Poso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Wakasatgas Humas Operasi Madago Raya AKBP Bronto Budiyono mengatakan, bom lontong milik terduga teroris Mujahidin Islam Timur (MIT) Poso, yang disita dalam baku tembak pekan lalu, memiliki daya ledak tinggi berdasarkan hasil pengujian. "Radius ledakan 30 meter hingga 50 meter dapat melukai orang," kata Bronto saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (24/7).

Bronton menjelaskan, Detasemen Gegana Satbrimoda Polda Sulawesi Tengah yang tergabung dalam Satgas Madago Raya menguji kekuatan bahan peledak yang ditemukan dalam kandungan bom lontong milik terduga teroris B alias AA alias A. Terduga teroris B alias AA alias A, tewas tertembak dalam baku tembak yang terjadi di Desa Tolai Induk, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (17/7) lalu. 

Dalam insiden tersebut petugas menemukan sejumlah barang bukti di antaranya, satu pucuk senjata api jenis Revolver, dua buah bom lontong, satu bilah golok dan pakaian bermotif loreng. "Pengujian ini bagian dari penyidikan dalam rangka penegakan hukum tindak pidana terorisme," kata Bronto yang juga organik Divisi Humas Mabes Polri.

Pengujian kekuatan bahan peledak tersebut dilakukan di Mako Detasemen B Pelopor Satbrimob Polda Sulteng di Ladangan, Poso, Sabtu (24/7), disaksikan langsung Dirreskrimum Polda Sulteng Kombes Pol Novia Jaya selaku Kasatgas Penegakkan Hukum (Gakkum) Operasi Madago Raya. Dalam pengujian tersebut, kata Bronto, setelah material diurai oleh Gegana, lalu diperiksa oleh Puslabfor Mabes Polri ditemukan ada beberapa unsur bahan peledak dan beberapa materi di dalam bom lontong tersebut.

Unsur bahan peledak dan material di dalam bom lontong diduga milik terduga teroris inisial B aliasAA alias A berupa detonator, serbuk warna coklat yang diduga bahan peledak, 29 biji paku panjang 4 cm kondisi berkarat, 60 butir gotri serta lakban.

Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Sulteng dan Puslabfor, lanjut Brontong, juga melakukan uji coba untuk mengetahui daya ledak terhadap kandungan serbuk coklat yang diduga sebagai bahan peledak. "Hasilnya serbuk yang ditemukan dalam bom lontong adalah bahan peledak dengan jenis 'high eksplosif' atau berdaya ledak tinggi, di mana dalam radius 30 meter apabila paku atau gotri tersebut mengenai orang bisa mematikan dan radius 50 meter dapat melukai orang," ungkapnya.

Dalam bulan Juli ini, terjadi dua kali kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan DPO MIT Poso. Insiden kontak tembak tersebut menewaskan sebanyak tiga orang DPO MIT.

Insiden pertama terjadi pada Minggu (11/07), di Pegunungan Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong yang mengakibatkan dua DPO MIT Poso tewas. Kemudian pada Sabtu (17/07) kontak tembak mengakibatkan satu DPO MIT Poso kembali tewas. 

Insiden terjadi di Desa Tolai Induk, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Tidak jauh dari lokasi kontak tembak yang pertama. Pasca-tewasnya tiga orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah, kini jumlah kelompok sipil bersenjata tersebut tersisa enam orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement