REPUBLIKA.CO.ID, MADINA -- Sebagian petani kopi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara, mulai enggan mengurus dan memilih untuk meninggalkan lahan mereka. Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Mandailing Jaya, Desa Alahan Kae, Kecamatan Ulu Pungkut, Madina, Andi Hakim Matondang menyebut, merosotnya harga jual kopi menjadi pemicunya.
"Akibatnya, produksi menjadi anjlok," kata Andi di Panyabungan, Jumat.
Andi mengungkapkan, di Kecamatan Ulu Pungkut terdapat 900 hektare lahan kopi masyarakat yang tersebar di beberapa desa. Menurutnya, belakangan permintaan pasar terhadap kopi Mandailing menurun.
Andi menyebut, koperasinya hanya mampu membeli produksi petani dalam bentuk gabah basah di kisaran harga Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogramnya. Angka itu mengalami penurunan sekitar Rp 5.000 hingga Rp 7.000 bila dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.