Jumat 23 Jul 2021 19:44 WIB

Pandemi di Indonesia Masuki Fase RS Krisis Oksigen Medis

Salah satu provinsi yang sedang mengalami krisis oksigen medis adalah Bali.

Petugas kepolisian berjaga di PT Samator, Mengwi, Badung, Bali, Kamis (22/7/2021). Sejumlah personel Satbrimob dan Ditlantas Polda Bali dilibatkan untuk menjaga dan mengawal proses pendistribusian oksigen medis menuju ke sejumlah rumah sakit di wilayah Bali guna memastikan proses distribusi itu berjalan lancar dan aman.
Foto:

Beberapa rumah sakit di Sumatra Barat juga dilaporkan mengalami kekurangan stok oksigen cair untuk kebutuhan perawatan pasien Covid-19. Direktur Utama RS Universitas Andalas, Yevri Zulfikar, Kamis (22/7), mengatakan, saat ini terdapat 84 orang pasien yang sedang menjalani perawatan di RS Unand.

RS pendidikan tersebut butuh oksigen 6 kubik sebanyak 250 tabung per hari. Sebelum pandemi, kebutuhan RS Unand untuk oksigen antara 70 sampai 80 tabung.

“Kalau biasanya pasien yang datang ke kami itu dengan gejalah ringan hingga sedang, sekarang pasiennya kebanyakan yang berat dan kritis. Terbayang kan berapa banyak kebutuhan pasien-pasien seperti ini,” ucap Yevri.

RS Unand kata dia masih berusaha untuk mencari sumber pasokan oksigen.

“Info yang kita dapat, vendor ini baru akan datang jelang Magrib nanti, Nah, sekarang kita cari oksigen-oksigen yang bisa dialihakn dari rumah sakit lain dulu,” kata dia menambahkan.

Rumah Sakit Hermina Padang juga mengalami hal yang sama. RS Hermina butuh 100 tabung.

"Tadi pagi seperti itu (kekurangan sekali), lalu kami cari rekanan. Alhamdulllah dapat  sesuai kebutuhan untuk hari ini,” kata  Direktur RS. Hermina, Nanik Supriani.

Pada Rabu (21/7), layanan di RSUD Ciamis, Kabupaten Ciamis, sempat mengalami kendala. Melalui akun Instagram resminya, manajemen RSUD Ciamis mengumumkan tak dapat memberikan pelayanan oksigen kepada pasien karena adanya keterbatasan oksigen.

Direktur RSUD Ciamis, Rizali Sofiyan mengatakan, stok oksigen di tempatnya memang sempat terbatas pada Rabu kemarin. Sebab, suplai oksigen dari penyedia memgalami keterlambatan.

"Jadi, pasien yang keluhannya sesak tak bisa mendapatkan pelayanan oksigen. Jadi kemarin kita putuskan buat pengumuman tidak bisa memberikan layanan oksigen kemarin. Karena suplainya tidak ada," kata dia, saat dihubungi Republika, Kamis (21/7).

Namun, pada Rabu malam pihaknya mendapatkan kiriman oksigen sebanyak 80 tabung. Alhasil, layanan oksigen untuk pasien di RSUD Ciamis mulai kembali berjalan meski belum sepenuhnya normal. Sebab, kebutuhan rata-rata oksigen di RSUD Ciamis mencapai 120 tabung per harinya.

"Sekarang sudah ada, tapi masih terbatas," kata dia.

Rizali mengatakan, kondisi keterbatasan oksigen sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Salah satu penyebabnya adalah meningkatkan kasus Covid-19 di Kabupaten Ciamis.

Ia menjelaskan, dari total 65 ruang isolasi yang ada di RSUD Ciamis, saat ini seluruhnya terisi. Bahkan, ada beberapa ruangan yang diisi oleh dua pasien. Per Rabu sore, terdapat 68 pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di RSUD Ciamis.

Sementara itu, layanan oksigen tak hanya dibutuhkan oleh pasien Covid-19. Pasien umum lainnya dinilai ada juga yang membutuhkan oksigen.

Menurut dia, pihaknya sudah berupaya memenuhi kebutuhan oksigen ke beberapa penyedia lainnya. Pihaknya juga meminta bantuan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Namun, tetap tak memenuhi kebutuhan ideal.

"Memang karena permintaan oksigen saat ini tinggi," kata dia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, sedang mengecek laporan-laporan terkait kekurangan stok oksigen tabung di RS. Terkait oksigen medis, Kemenkes mengaku terus mengupayakan memenuhi kebutuhan.

"Laporan ini harusnya di cek dulu karena beda-beda masalahnya," kata  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Kamis (22/7).

Siti Nadia menyebutkan delapan upaya pemenuhan oksigen yang dilakukan Kemenkes. Pertama, pembentukan satuan tugas (satgas) oksigen di setiap provinsi beranggotakan Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, rumah sakit, produsen, dan distributor gas untuk mendata kebutuhan gas dan memonitor suplai gas setiap hari.

Upaya kedua, dia melanjutkan, mendorong suplai harian oksigen medis di Pulau Jawa melebihi kebutuhan yaitu lebih dari 2 ribu ton per hari untuk memastikan komitmen pemasok existing dan menambah alternatif pasokan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Krakatau Steel, PT Petrogas, dan PT Pusri. Ketiga, dia menambahkan, yaitu memprioritaskan transportasi dan menambah armada distribusi oksigen medis.

Usaha selanjutnya, dia menambahkan, yaitu memprioritaskan pengisian oksigen oksigen tabung gas silinder dibandingkan liquid. Upaya kelima, dia menambahkan, yakni menambah stok tabung gas silinder. Upaya keenam, dia menambahkan, yaitu konversi produksi oksigen industri ke oksigen medis. Upaya ketujuh, dia menambahkan, optimalisasi kapasitas produksi yang masih idle. 

"Upaya terakhir atau kedelapan yaitu jaminan kestabilan pasokan listrik," katanya.

photo
Poin-Poin Pelonggaran PPKM Darurat - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement