Jumat 23 Jul 2021 18:17 WIB

Kala Daerah Heran, Jokowi Bilang Stok Vaksin 100 Juta Dosis

Faktanya, daerah kehabisan stok vaksin dan kesulitan mendapatkan pasokan dari pusat.

Dua anak berusia 12-17 tahun mengantre untuk vaksinasi massal COVID-19 di Kampus Itenas, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021). Sedikitnya 12 ribu anak usia rentang 12-17 tahun menerima suntikkan dosis pertama vaksin COVID-19 dari kegiatan vaksinasi massal yang digelar oleh Kodam III Siliwangi dan Kampus Itenas selama lima hari dengan target 30 ribu peserta guna percepatan terbentuknya kekebalan kelompok di Indonesia.
Foto:

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya, Selasa (20/7), lalu mengatakan, kendala terbesar vaksinasi di kota-kota di Indonesia adalah ketersediaan vaksin yang terbatas berbanding terbalik dengan antusiasme masyarakat yang ingin divaksin. Selain itu, sosialisasi kepada orang tua pelajar yang menjadi sasaran penerima vaksin, hingga ketersediaan tenaga kesehatan sebagai vaksinator juga di antara kendala vaksinasi.

"Data capaian masing-masing target pelaksanaan vaksinasi di daerah juga menjadi keluhan para wali kota anggota Apeksi," kata Bima.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui, pelaksanaan vaksinasi di berbagai daerah yang mulai melambat dalam beberapa terakhir ini karena terkendala proses distribusi.

“Beberapa daerah terkendala dalam proses distribusi dikarenakan situasi peningkatan laju kasus,” kata Siti Nadia saat dikonfirmasi, Rabu (21/7).

Selain itu, kurangnya stok vaksin di daerah juga disebabkan karena PT Bio Farma juga hanya mampu mengolah 3-5 juta bahan baku vaksin menjadi vaksin jadi. Sedangkan untuk vaksin jadi yang sudah diterima pemerintah juga tak bisa langsung didistribusikan ke daerah karena masih memerlukan proses quality control.

“Satu, produksi Bio Farma yang hanya 3-5 juta untuk mengolah menjadi vaksin jadi. Kedua, masih ada proses untuk QC (quality control) untuk vaksin jadi yang kita terima,” jelas dia.

Siti Nadia pun berjanji pemerintah akan terus mengakselerasi program vaksinasi nasional setelah laju penambahan kasus dan penularan yang sangat cepat saat ini dapat ditangani. Pemerintah juga memastikan pengamanan jalur distribusi vaksin.

"Kami mempercepat dengan mendorong Biofarma untuk bisa memproduksi vaksin menjadi lebih banyak. BPOM juga, untuk percepatan proses quality control," ujar Siti Nadia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri Kesehatan agar menghabiskan stok vaksin yang masih tersedia di berbagai daerah dan juga rumah sakit maupun puskesmas untuk mempercepat laju vaksinasi. Stok vaksin, kata dia, hanya dapat disimpan di PT Bio Farma.

"Saya minta kepada Menteri Kesehatan untuk disampaikan sampai organisasi terbawah bahwa tidak ada stok untuk vaksin. Artinya, dikirim langsung habiskan, kirim habiskan, kirim habiskan, karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya," kata Jokowi.

"Sekali lagi, tidak usah ada stok. Stoknya itu yang ada hanya di Bio Farma. Yang lain-lain cepat habiskan, cepat habiskan, sehingga ada kecepatan. Karena kunci, salah satu kunci kita menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi, ini sesuai yang juga disampaikan oleh Dirjen WHO," tegasnya, menambahkan.

 

photo
Infografis Pro Kontra Sumbangan 1 Miliar Vaksin Covid G7 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement