Kamis 22 Jul 2021 21:03 WIB

Satgas: Angka Kematian di DKI Turun Signifikan

Wiku menyayangkan tingkat kepatuhan menjaga jarak di DKI yang masih rendah.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pentingnya memasifkan upaya deteksi dini melalui testing (pemeriksaan). Meskipun saat ini angka testing nasional sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Foto: BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pentingnya memasifkan upaya deteksi dini melalui testing (pemeriksaan). Meskipun saat ini angka testing nasional sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengemukakan DKI Jakarta menjadi provinsi di Pulau Jawa-Bali yang berhasil menurunkan angka kasus kematian akibat Covid-19 secara signifikan pada Rabu (21/7). DKI turun dari 268 kematian menjadi 95.

"DKI Jakarta per kemarin menunjukkan penurunan yang signifikan, dari 268 menjadi 95 kematian dalam sehari," kata Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan kepada wartawan yang dipantau melalui aplikasi Zoom di Jakarta, Kamis sore.

Baca Juga

Namun Wiku menyayangkan tingkat kepatuhan menjaga jarak di 30 persen kelurahan DKI Jakarta masih relatif rendah."Di DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Banten lebih dari 30 persen desa atau kelurahannya tidak patuh menjaga jarak," katanya.

Wiku mengatakan angka kematian di Jawa-Bali masih cenderung mengalami peningkatan selama sepekan terakhir, sehingga patut dijadikan refleksi bagi perbaikan kinerja. "Terlebih sudah enam hari berturut-turut, angka kematian mencapai lebih dari 1.000 jiwa setiap harinya," katanya.

Wiku mengatakan zonasi risiko tingkat kabupaten/kota saat ini menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi, yaitu 180 Kabupaten/kota. Zonasi ini didominasi Kabupaten/kota dari provinsi Jawa Timur sebanyak 33 kabupaten/kota, Jawa Tengah 29 kabupaten/kota, dan Jawa Barat 21 kabupaten/kota.

Wiku menambahkan, perkembangan yang sudah relatif membaik seperti kasus positif, kasus aktif, dan BOR harian yang menunjukkan penurunan, serta kesembuhan yang meningkat harus terus dipertahankan.Dengan begitu, kata Wiku, zonasi risiko wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan berpindah ke zona oranye dan zona kuning.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement