REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) kehabisan stok vaksin Covid-19 selama sepekan terakhir. Beberapa fasilitas kesehatan terpaksa menghentikan sementara vaksinasi kepada kelompok sasaran.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan Sumsel telah menerima distribusi vaksin sebanyak 1,6 juta dosis vaksin Sinovac Biofarm dan AstraZeneca dari pemerintah pusat sejak Januari hingga Juli 2021. Namun, semua dosis vaksin yang diterima tersebut sudah disalurkan ke setiap fasilitas kesehatan yang tersebar di 17 kabupaten/kota.
"Tidak ada lagi dosis yang disimpan, saat ini semua sudah disalurkan, stok sudah kosong," kata dia, Kamis (22/7).
Sumsel saat ini membutuhkan pendistribusian vaksin tambahan dari pemerintah pusat supaya 433 fasilitas kesehatan kabupaten/kota dapat melanjutkan vaksinasi. Saat ini baru 14 persen masyarakat tervaksinasi untuk dosis pertama dan enam persen untuk dosis kedua. Apabila kekosongan stok vaksin tersebut dibiarkan cukup lama, akan membuat target kekebalan komunal minimal 70 persen masyarakat Sumsel tervaksinasi, tidak tercapai tepat waktu.
"Targetnya awal 2022 semua sudah divaksinasi atau minimal 70 persen dari jumlah total masyarakat Sumsel," ujarnya.
Menurutnya, untuk menjangkau semua sasaran vaksinasi, idealnya Sumsel mendapatkan 150 ribu vial vaksin per bulan. Namun, sampai saat ini Sumsel hanya mendapatkan 30 ribu vial/dosis vaksin per bulan.
Kondisi kekurangan vaksin tersebut telah disampaikan oleh Gubernur Sumsel Herman Deru yang juga kepala satgas Covid-19 kepada Kementerian Kesehatan. Menurutnya, pemerintah segera mendistribusikan tambahan vaksin sebanyak 67.900 dosis. Hanya saja belum ada kepastian kapan vaksin tersebut dikirim. Tidak jelas juga jenis vaksin apa yang akan diterima.