Rabu 21 Jul 2021 13:14 WIB

Seorang Pemuda Gantung Diri Diduga Depresi Sakit TBC

Pelaku bunuh diri mengalami riwayat penyakit TBC menahun dan tak kunjung sembuh.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Bunuh diri/ilustrasi
Foto: Max Pixel
Bunuh diri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pemuda berinisial R (28 tahun) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya sendiri di Jalan Bukit Duri Barat, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (21/7) dini hari. R diduga nekat mengakhiri hidupnya karena depresi lantaran mengidap penyakit TBC menahun.

"Pelaku bunuh diri (diduga karena) mengalami depresi karena riwayat penyakit TBC yang menahun dan tidak kunjung sembuh," kata Kapolsek Tebet Kompol Alexander Yurikho Hadi dalam keterangannya, Rabu (21/7).

Alexander menerangkan, aksi bunuh diri yang dilakukan R bermula ketika dirinya meminta kunci kamarnya kepada sang kakak bernama Nani pada Rabu pukul 03.30 WIB. Tapi, Nani tak memiliki kunci itu.

Lalu, pada pukul 05.00 WIB, tetangganya bernama Heri yang hendak ke kamar mandi melihat R tewas tergantung di dekat kamar mandi itu. R menggantungkan lehernya pada sebuah tali tambang warna hijau yang diikatkan di sebuah besi setinggi 2,5 meter.

Heri lantas melaporkan kejadian itu ke Polsek Tebet pukul 05.30 WIB. Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

Pihak keluarga, kata Alexander, meminta agar jenazah R langsung dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk diautopsi. Pihak keluarga menyatakan menerima dengan ikhlas kepergian R. Oleh karenanya, pihak keluarga membuat surat pernyataan agar tak ada tuntutan di kemudian hari atas meninggalnya R.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement