REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini dilaporkan naik hingga 10 kali lipat. Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, lonjakan pesat kasus Covid-19 sejalan dengan terdeteksinya varian Delta di DIY.
"Dalam bulan Juli ini, di Kota Yogya tingkat kecepatannya sampai lebih dari 10 kali lipat, yang biasanya setiap hari hanya ada kasus 10-30 kasus, akhir-akhir ini mencapai 300-400 kasus baru per hari," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut, Senin (19/7).
Menurut Heroe, kunci menekan penyebaran varian Delta, adalah disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Pada masa PPKM darurat ini, Heroe juga meminta agar masyarakat tetap di rumah.
Begitu pun dengan ibadah di hari raya Idul Adha yang juga sudah ditegaskan untuk tidak dilakukan di masjid maupun lapangan, namun dipindahkan ke rumah masing-masing.
"Di rumah lebih baik sebenarnya untuk upaya memutus rantai sebaran Covid-19. Langkah paling baik ketika varian Delta sudah berada di sekitar kita, harus mengurangi terjadinya interaksi antarorang, mengurangi terjadi pengumpulan orang, selalu prokes 5M dengan ketat," ujarnya.
Heroe menyebut, kapasitas pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 juga terus ditambah. Namun, ia menegaskan, penambahan kapasitas ini tidak akan pernah cukup jika penambahan kasus dengan angka yang signifikan terus terjadi.
Penambahan kasus ini juga menyebabkan ketersediaan oksigen terus menipis. Bahkan, dengan distribusi oksigen yang lancar pun sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat saat ini akibat kasus yang meningkat tajam.
"Satgas setiap hari selalu khawatir karena terbatasnya jumlah oksigen yang tersedia. Sampai saat ini (oksigen) masih terpenuhi, tetapi setiap hari selalu senam jantung jika kemudian ada rumah sakit yang sudah menipis ketersediaannya," jelasnya.
Pada Senin (19/7), Satgas Penanganan Covid-19 DIY melaporkan tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 1.992 kasus, Senin (19/7). Sehingga, total kasus positif menjadi 94.076 kasus.
Kabupaten Bantul penyumbang tertinggi penambahan kasus baru di DIY, yakni sebesar 1.049 kasus baru. Disusul Kabupaten Gunungkidul yang menyumbang 359 kasus baru, Kota Yogyakarta menyumbang 342 kasus baru, Kabupaten Sleman menyumbang 203 kasus baru dan Kabupaten Kulon Progo menyumbang 39 kasus baru.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, tingginya kasus baru di Bantul dikarenakan testing dan tracing yang cukup tinggi. Terkait dengan varian Delta, ia sendiri belum dapat menjelaskan walaupun varian ini sudah menyebar di Provinsi DIY.
"Untuk pelacakan (tracing) di Bantul, testing kami tinggi. Tidak ada perbedaan cara tracing dan testing dengan (kabupaten/kota) yang lain," katanya kepada wartawan, Senin (19/7).
Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji mengatakan, penambahan seluruh kasus baru itu merupakan pemeriksaan (testing) terhadap 8.513 spesimen dari 8.476 orang.
"Bertambahnya kasus baru juga menambah kasus aktif yang saat ini tercatat 27.875 kasus di DIY," kata Ditya.
Lebih lanjut, kesembuhan Covid-19 juga bertambah sebanyak 1.335 kasus. Dari angka kesembuhan ini, 414 kasus dilaporkan di Kota Yogyakarta, 385 kasus dilaporkan di Gunungkidul, 265 kasus di Sleman, 224 kasus di Bantul dan 47 kasus di Kulon progo.
Secara kumulatif, total kesembuhan di DIY sudah mencapai 63.763 kasus. Sedangkan, persentase kesembuhan sendiri saat ini ada di angka 67,78 persen.
Tidak hanya itu, kematian Covid-19 juga dilaporkan 56 kasus pada 19 Juli ini. 56 kasus meninggal dunia tersebut terdiri dari 24 warga Bantul, 16 warga Kota Yogyakarta, delapan warga Gunungkidul, enam warga Kulon Progo dan dua warga Sleman.
"Total kematian di DIY saat ini menjadi 2.438 kasus dengan persentase 2,59 persen," ujar Ditya.