REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam paparan surveinya, menyebutkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak percaya bahwa vaksin Covid-19 dapat mencegah infeksi Covid-19 yang lebih parah. Menurut LSI, responden yang tidak percaya itu tersebar di wilayah Sumatera, Sulawesi dan Jawa Timur (Jatim).
Menanggapi temuan LSI ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak turut buka suara. Pasalnya, selama ini, pihaknya telah menargetkan proses vaksinasi hingga 300 ribu dosis per hari.
"Di DKI cuma 3,5 persen, Jabar 19 persen, Jateng 20 persen, ko Jatim 28 persen yang tidak percaya vaksin. Ko tinggi banget. Ini saya harus komunikasi minta data rincinya," kata Emil dalam paparan hasil survei LSI, Ahad (18/7).
Emil mengaku, akan berkomunikasi lanjut dengan Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan terkait temuan itu. Emil juga mengaku khawatir, apabila banyak penduduk Jatim yang tidak percaya vaksin ini kemudian akan bergosip di sana-sini.
"Orang kalau tidak percaya maka akan ngandani (bergosip) dan ini bahaya akan berpengaruh, dari sisi alasan tidak bersedia mereka karena takut efek samping setelah divaksin," kata Emil.
"Jadi ada yang menakut-nakuti, abis vaksin ada yang meninggal, abis vaksin ada yang ini, jadi banyak yang pada takut," sambungnya.
Ini yang terjadi di kalangan masyarakat, sedangkan yang terjadi di kalangan pendidikan, ilmiah, adalah jenis vaksin itu sendiri. Bahwa vaksin mRNA dianggap lebih baik dan lebih efektif, seperti vaksin Moderna dan Pfizer yang dianggap lebih efektif, daripada sinovax.
Apapun jenis vaksin itu, tambah Emil, saat ini yang sedang dikejar di Jatim adalah memperluas dan memperbanyak jangkauan vaksinasi Covid-19. Dengan semakin banyak penduduk di Jatim yang divaksin, maka akan segera mencapai herd immunity.
"Karena itu yang kita kejar adalah secepat mungkin memvaksin. Di Jawa Timur kami punya target memvaksin 300 ribu perhari, tujuannya supaya katakanlah kita mencapai 70 persen, 60 persen yang berhasil, maka 42 persen dari populasi kita memiliki antibodi dan berhenti menjadi inang, maka kami akan terus push dengan sinovax ini," kata Emil.