Selasa 13 Jul 2021 20:03 WIB

Erick Thohir Jawab Tuduhan Seputar Vaksin Gotong Royong

Erick pastikan vaksin gotong rotong dikejar demi percepatan herd immunity.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memberikan penjelasan lengkap perihal isu yang terkait dengan vaksinasi gotong royong. Erick membantah program vaksinasi gotong royong menggunakan APBN. Tak hanya itu, Erick juga mengaku telah mendengar tuduhan vaksinasi gotong royong menggunakan vaksin hibah.

"Kemarin ada tuduhan, oh ini jangan-jangan vaksin sumbangan dipakai, aduh Masya Allah, saya rasa, saya dan tim saya bukan dari bagian seperti itulah. Kita nggak mungkin vaksin sumbangan dikomersialisasikan. Masya Allah, mohon maaf, Masya Allah begitu," ujar Erick pada Selasa (14/7).

Baca Juga

Erick juga menegaskan jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong menggunakan vaksin Sinopharm dan CanSino atau berbeda dengan jenis vaksinasi program pemerintah yang menggunakan Sinovac dan AstraZeneca. "Kalau ditanya vaksinasi gotong royong gratis tidak, ya gratis, tapi yang bayar perusahaan, bukannya para pegawai itu suruh bayar, nggak," ucap Erick.

Erick menyampaikan program vaksinasi gotong royong berjalan secara transparan. Erick menyebut sudah ada 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm dan ratusan ribu di antaranya telah disuntikan kepada para karyawan.

Erick mengatakan program vaksinasi gotong royong, baik untuk perusahaan maupun individu, merupakan upaya pemerintah dalam mendorong percepatan vaksinasi. Erick menyebut vaksinasi merupakan proteksi awal menghadapi cepatnya penularan varian Delta dan juga tingginya tingkat kematian.

"Percepatan vaksinasi harus dilakukan, program vaksinasi pemerintah yang gratis, TNI dan Polri bantu, kami (BUMN) buka di stasiun, bandara untuk ikut membantu, jadi kalau tuduhan BUMN berbisnis ya kita sekarang dilihat dari sisi lainnya," ungkap Erick.

Dalam vaksinasi gotong royong, ucap Erick, BUMN bekerja sama dengan swasta dalam hal distribusi penyuntikan, bukan dalam pengadaan. Kata Erick, kementerian dan lembaga terkait juga sepakat untuk mendorong percepatan vaksinasi usai rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Kondisinya kekurangan nakes, varian delta yang tingkat penularan cepat, dan banyak yang meninggal, masak kita berdiam diri," ucap Erick.

Erick mengatakan Kimia Farma sebagai anggota holding BUMN farmasi memiliki 1.300 klinik yang dilengkapi tenaga kesehatan dan dokter yang bisa dimanfaatkan melayani vaksinasi gotong royong. Untuk tahap awal, ucap Erick, delapan klinik Kimia Farma akan menjadi pionir program vaksinasi gotong royong untuk individu.

"Apa salahnya kalau kita ingin mengurangi beban nakes yang ada di rumah sakit, apa salahnya, kita ingin membantu dan ini ada penugasan yang jelas," kata Erick.

Erick menilai program vaksinasi gotong royong juga membuka kesempatan bagi perusahaan dengan jumlah karyawan hanya 30 atau 50 orang. Oleh karena itu, Erick berencana program vaksinasi gotong royong juga akan menggandeng asosiasi selain Kadin semisal HIPMI hingga asosiasi industri mebel.

Erick mengapresiasi keputusan bersama lintas kementerian dalam program vaksinasi gotong royong untuk akselerasi vaksinasi di Indonesia. Kata Erick, hal ini selaras dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta setiap kementerian turun membantu masyarakat.

"Sekarang kita mau membantu, tadi saya sangat terbuka, yang namanya kritik itu obat, namanya tuduhan itu (vaksin) hal yang biasa, namanya kita sebagai umat beragama tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanya milik Allah, tapi pasti kita lakukan percepatan-percepatan, kita turun ke bawah (rakyat)," ungkap Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement