REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti menembak mati dua orang kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Penembakan terjadi dalam proses penyergapan di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tenggara (Sulteng).
"Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung yang berasal dari satuan Kopassus, berhasil menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris Poso, dengan mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang, setelah melewati medan sulit serta hutan lebat," ungkap Panglima Koopsgabssus Tricakti, Mayjen TNI Richard TH Tampubolon, dalam siaran pers, Ahad (11/7).
Richard menerangkan, dengan kesabaran tinggi serta kecermatan dalam menilai medan yang cukup curam dan terjal, Tim Tricakti berhasil mengendus bekas-bekas jejak yang ditinggalkan kelompok MIT. Itu terus dilakukan sampai mereka tiba pada titik aman untuk melakukan penyergapan.
“Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota tim harus merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA tadi malam sampai dengan penyergapan pukul 03.00 WITA,” kata Richard.
Selanjutnya, dia menjelaskan, sekitar jarak lima meter dari posisi pengintaian Tricakti, camp teroris MIT terlihat agak samar karena kondisi gelap dan disertai hujan. Ketika itu, lima anggota teroris MIT Poso saat itu dalam posisi sedang istirahat.
Setelah mereka yakin mereka merupakan bagian dari kelompok teroris itu, Dantim Tricakti II, Lettu Inf David Manurung, langsung memberikan perintah untuk membuka tembakan guna melumpuhkan kelompok MIT tersebut. Dari sana, dua dari lima orang anggota teroris MIT Poso tewas.
“Dalam peristiwa penyergapan pagi ini ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang tersebut, Rukli dan Ahmad Panjang, diduga ada juga yang melarikan diri,” ujar dia.
Panglima Koopsgabssus Tricakti meyakini, ada yang terluka dari tiga orang yang melarikan diri di tengah kegelapan di hutan lebat tersebut. Dia merasa yakin karena di lapangan terdapat bekas ceceran darah yang terlihat di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Kemudian, Richard meminta doa untuk tim yang berada di lapangan serta seluruh prajurit TNI dan Polri yang saat ini masih terus berupaya keras melaksanakan pengejaran. Tim kini sedang menunggu proses evakuasi udara yang masih terkendala oleh cuaca yang berkabut di lapangan.
“Saat ini juga sedang menunggu evakuasi udara oleh pilot pempur Helly Caracal TNI AU, namun hingga saat ini evakuasi masih terhalang cuaca yang berkabut (close) di lapangan serta medan dengan vegetasi lebat dan tertutup sehingga menyulitkan proses evakuasi,” kata dia.