Masalah Ekonomi, Kekurangan Pangan
Pada 2018, ada protes yang meluas ketika Moise mencoba menaikkan harga bahan bakar. Pada awal tahun ini juga muncul perselisihan mengenai lamanya masa jabatan Presiden Moise yang membuat tokoh-tokoh kuat menyerukan dia mundur.
Uskup Haiti Oge Beauvoir, yang menjalankan badan amal Food for the Poor yang berbasis di Coconut Creek di Haiti, mengatakan dia telah tinggal di Haiti selama 45 tahun dari 65 tahun hidupnya.
"Apa yang kita alami hari ini, saya belum pernah melihatnya sebelumnya. Negara ini menghadapi tantangan yang sangat berat,” kata Oge.
Di jalan-jalan Port-au-Prince, kata Oge, orang-orang telantar ada di mana-mana. Mereka, orang-oramng telantar ini, pergi ke mana-mana dengan anak-anak mereka.
“Banyak orang tidak bisa makan akhir-akhir ini,” katanya.
Kenaikan harga pangan dan devaluasi mata uang lokal menciptakan beban berat baru bagi rakyat Haiti. “Dulu orang bisa memberi makan keluarga mereka. Mereka tidak mampu lagi melakukannya. Dan orang-orang yang bekerja datang kepada kami untuk meminta makanan.”
Krisis ekonomi dan pandemi covid-19 menyebabkan pendapatan umah tangga warga Haiti turun lebih dari 60%. Akses ke layanan kesehatan dan air, kebersihan dan sanitasi juga telah terpengaruh, yang menyebabkan penurunan imunisasi.
Masalah ekonomi dan kelaparan menyebabkan konflik serius di Haiti di mana banyak kalangan menentang Presiden Moise dan mendesaknya mundur. Namun Moise tetap bertahan dan malah dituduh membayar geng kriminal untuk melawan orang-orang yang menentangnya.
Fakta bahwa Presiden Haiti telah memerintah melalui dekrit selama satu setengah tahun terakhir setelah negara itu gagal menyelenggarakan pemilihan parlemen seperti yang direncanakan pada Oktober 2019 memicu tuduhan bahwa ia menjadi semakin otokratis.
Rencananya, pemerintah akan mengadakan referendum konstitusional yang semakin membuat marah orang-orang yang menuduhnya ingin meningkatkan kekuasaan eksekutif.
Presiden Moise pernah mengatakan pada Februari bahwa ada upaya untuk membunuhnya dan menggulingkan pemerintahannya. Namun semua itu telah digagalkan.
Pembunuhan Presiden Haiti Mengkhawatirkan
Di lain pihak, banyak lawan politik dan pengamat yang menganggapnya hal itu sebagai tabir asap untuk mengalihkan perhatian dari ketidakpuasan yang berkembang di Haiti.
Bagaimanapun, terlepas dari semua ketidakstabilan politik yang dialami Haiti, terakhir kali seorang presiden Haiti dibunuh saat menjabat adalah pada tahun 1915, lebih dari 100 tahun yang lalu.
Haiti merupakan negara yang terletak di Karibia dengan jumlah penduduk 11 juta. Sebanyak 59 persen dari total populasi hidup di bawah garis kemiskinan.