Jumat 09 Jul 2021 20:51 WIB

PTM di Bawah Bayang-Bayang PPKM

Vaksinasi guru dan anak menjadi salah satu kunci PTM bisa digelar.

Vaksinasi menjadi salah satu faktor penentu pembelajaran tatap muka bisa digelar. Foto: Vaksinator menyuntikkan vaksin Sinovac dengan takaran 0,5 ml per dosis kepada seorang siswa SMP saat pencanangan dimulainya vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 12 - 17 tahun di SMP Negeri 8 Denpasar, Bali, Senin (5/7/2021).
Foto:

Selain itu pemerintah pusat dan daerah tetap mensyaratkan kewajiban pengisian daftar periksa PTM di laman Kemdikbudristek dan tetap mmbuat protocol kesehatan/SOP Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di satuan pendidikan. Meskipun warga sekolah sudah divaksin 70 bukan berarti tidak ada penularan covid-19. "Jadi tetap terapkan 5M untuk melindungi seluruh warga sekolah," ucap dia.

Kurikulum khusus yang bisa diterapkan di PTM atau Pembelajaran Jarak Jauh (PTM) dinilai sangat diperlukan di era pandemi Covid-19. Pendapat itu disampaikan Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof Unifah Rosyidi yang menyebut keselamatan tenaga pengajar dan peserta didik menjadi faktor terpenting. Karena itu, ia mengusulkan Kemendikbud-Ristek mendesain pembelajaran khusus di era pandemi yang harus aplikatif untuk guru dan murid.

"Kita harus bersiap untuk menciptakan kurikulum khusus atau kurikulum darurat," ujar Unifah pada dialog FMB9ID IKP bertajuk Mengejar Prestasi di Tengah Pandemi, Senin (28/6).

Guru Besar UNJ ini menyampaikan, kurikulum darurat ini harus disampaikan saat guru diberi beban untuk mengajar selama dua jam kepada murid-muridnya. Apakah yang terkait dengan mata pelajaran pokok yang sulit dijelaskan atau mengembangkan karakter seperti rasa ingin tahu, respek pada perbedaan atau mendorong anak-anak untuk antusias belajar.

"Ini (kurikulum darurat) harus diciptakan, dikomunikasikan, dan ditugaskan," kata dia.

Tak hanya itu, sistem tata kelola dan penilaian pada para guru juga perlu disederhanakan. Tujuannya, agar para guru dapat mengajar secara daring, luring, maupun gabungan. Pasalnya, di lapangan para guru harus tetap melaksanakan target kurikulum karena ada peraturan-peraturan yang tidak sesuai dengan situasi darurat seperti sekarang.

"Keluhan dari guru meskipun diberi kesempatan (kompetensi dasar) 30 persen boleh berkurang tapi implementasinya tidak demikian," ujar Prof Unifah.

Menyoal PTM, pemerintah bisa meniru kesuksesan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) yang mampu menjinakkan gelombang Covid-19 yang sempat menyerang ribuan calon perwira di sana. Setelah melewati masa sulit, kini Secapa AD mampu menjalankan PTM di tengah kecamuk Covid-19.

photo
Siswa Secapaad di Kota Bandung, sedang berlatih. - (Dispenad)

Komandan Secapa AD, Mayjen TNI Ferry Zein mengatakan salah satu keberhasilan pihaknya menjalankan PTM adalah kedisiplinan. Pengajar dan para siswanya diberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Karena itu ia menyampaikan PTM di sekolah umum mungkin sulit diberlakukan karena terbentur banyak hal.

Mayjen Ferry menyampaikan risiko siswa di sekolah umum terpapar Covid-19 lebih besar daripada di Secapa. Jika di sekolah militer memiliki jaringan terstruktur yang menjamin implementasi dari kebijakan yang ditentukan, menurut dia di sekolah masih terbentur dengan sulitnya membangun kesadaran bersama.

"Melihat kondisi saat ini, masa-masa covid saya menyarankan untuk tidak dulu PTM. Situasi memang sangat sulit, PPKM Darurat dilakukan pemerintah, ini lampu merah," ujar Mayjen Ferry saat menjadi pemateri Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation, Senin (5/7). Dalam paparan yang dijelaskan secara virtual, Mayjen Ferry mengangkat tema ‘Kisah Sukses Penyelenggaraan Pendidikan Calon perwira TNI AD di Tengah Kecamuk Perang Semesta Melawan Covid-19’.

Mayjen Ferry menyarankan PTM bisa dimulai dengan persiapan sarana dan pelatihan terhadap murid dan para guru. Semuanya, kata dia, harus satu visi untuk menyukseskan pendidikan di tengah pandemi.

Tak hanya itu, disiplin prokes menjadi kewajiban semua pihak yang terlibat. Guru, siswa dan orang tua harus sadar dan disiplin menerapkan prokes yang ditentukan pemerintah. Di samping itu, pengawasan pun harus terus diperketat.

"Semua tahu bahwa tingkat kesadaran pribadi masyarakat Indonesia masih rendah. Maka perlu adanya pengawasan dan bisa melibatkan Pemda, TNI juga Polri," tutupnya.

Pembekalan Guru

Kemendikbud-Ristek memberikan pembekalan untuk guru guna melaksanakan pembelajaran melalui Program Guru Belajar Berbagi, Seri Panduan Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022. Program ini bertujuan menyiapkan para guru untuk melakukan pembelajaran di tahun ajaran baru, baik secara daring ataupun luring.

Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, mengatakan, pada Juli ini, sejumlah satuan pendidikan akan mulai menyelenggarakan pembelajaran. Penyelenggaraan pembelajaran tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

Namun, jika ada daerah di luar Jawa dan Bali yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, maka wajib memenuhi prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19. Prinsip tersebut yakni kehati-hatian, kesehatan, dan keselamatan peserta didik, guru, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.

"Oleh sebab itu, menjadi penting adanya pembekalan bagi guru dan kepala sekolah satuan pendidikan agar lebih siap dalam merencanakan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 di tahun ajaran 2021/2022," kata Nunuk, Kamis (8/7).

Ia berharap, dengan adanya program ini para guru, kepala, dan pengawas sekolah dapat memperoleh penguatan pemahaman mengenai pelaksanaan PTM terbatas. Hal yang utama diperhatikan adalah terciptanya pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta didik di lingkungan satuan pendidikan.

Kemendikbud-Ristek pun mendorong pemerintah daerah mempersiapkan PTM terbatas dengan hati-hati. Apalagi keputusan PTM berada di tangan orang tua apakah mengizinkan anaknya belajar di sekolah atau di rumah.

"Kami mendorong PTM terbatas untuk dipersiapkan dengan baik dan penuh kehati-hatian, mengikuti prosedur yang benar, melalui persiapan yang matang sesuai kebijakan SKB Empat Menteri," kata Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih, Jumat (9/7).

Beberapa persiapan pun menurut Sri harus dilakukan. Selain pihak sekolah, orang tua dan murid juga diminta memahami kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan PTM. Sekolah yang berada di zona hijau didorong melaksanakan PTM terbatas di sekolah dengan persiapan matang.

Namun, bagi sekolah yang berada di zona yang dinilai penyebaran Covid-19 masih tinggi, Kemendikbudristek menyarankan agar sekolah tidak dibuka. "Untuk daerah di zona merah dan zona oranye, kami tidak merekomendasikan dibukanya pembelajaran tatap muka terbatas," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement