REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Semakin ganasnya varian Covid-19 saat ini upaya untuk membuka interaksi sosial anak di luar rumah harus dipertimbangkan lagi secara matang.
"Anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap paparan Covid-19 dengan risiko yang sama tingginya dengan orang dewasa, kondisi ini harus menjadi perhatian setiap keluarga dan kita bersama," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Upaya Menyelamatkan Anak Indonesia Dalam Pandemi (Tata Kelola Kesehatan Anak Hingga Persiapan Vaksinasinya), yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 di Jakarta, Rabu (7/7).
Menurut Lestari, selama lebih dari satu setengah tahun ini diakui anak-anak kita kehilangan kehidupan yang diwarnai keceriaan bermain bersama teman-temannya, karena harus tetap tinggal di rumah bersama keluarga.
Saat ini, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, sejumlah negara sudah ada yang memilih untuk melonggarkan protokol kesehatan di area publik. Di negara lainnya, ada yang tetap mewajibkan protokol kesehatan ketat untuk menghindari ledakan kasus, akibat varian baru Covid-19.
Menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sejumlah pilihan-pilihan kebijakan dari berbagai negara itu harus menjadi pembelajaran bagi kita dalam menghadapi gelombang baru sebaran Covid-19 di Tanah Air.
Apalagi, tegasnya, paparan Covid-19 saat ini juga menjangkau anak-anak. Saat ini, ujar Rerie, kita masih berada di tengah ujian dalam menghadapi ledakan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah.
"Mari kita memperkuat disiplin kita dan keluarga dalam menerapkan protokol kesehatan, agar anak-anak kita terlindungi dari paparan Covid-19," tegasnya.
Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, Bambang Supriyanto, mengungkapkan, pada awalnya anak-anak tidak menjadi perhatian, tetapi karena kasusnya terus meningkat sehingga membutuhkan kewaspadaan bersama.
Menurut Bambang, berbicara ancaman Covid-19 terhadap anak tidak bisa melulu berdasarkan pertimbangan angka-angka, tetapi harus dilihat dari potensi yang hilang dari generasi penerus bangsa, bila terjadi kematian anak-anak.
Bambang menyarankan, agar dilakukan penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk mengantisipasi peningkatan paparan Covid-19 terhadap anak-anak. Karena, jelas Bambang, kesiapan PTM harus datang dari semua pihak tidak hanya kesiapan dari pemerintah saja.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti, mengungkapkan anak-anak yang terpapar Covid-19 sebagian besar karena terciptanya klaster keluarga.
Sementara dalam uji coba PTM di berbagai daerah, ungkap Retno, terlihat belum siapnya sejumlah pihak untuk menjamin pelaksanaan PTM berjalan dengan aman dan efektif.
Retno berharap dalam pelaksanaan..