REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, level situasi pandemi di hampir seluruh kabupaten kota di Jawa dan Bali saat ini berada di level 3-4. Artinya, tingkat penularan Covid-19 di lingkungan masyarakat terjadi sangat cepat dan mengakibatkan kapasitas respons sistem kesehatan yang ada cepat terpakai bahkan terlampaui.
"Berdasarkan hasil asesemen terakhir, level situasi pandemi di hampir seluruh kabupaten kota di Jawa dan Bali berada di level 3-4," kata Siti Nadia saat konferensi pers harian PPKM Darurat, Rabu (7/7).
Karena itu, lanjutnya, pemberlakuan PPKM Darurat ini merupakan bentuk respons kebijakan untuk daerah-daerah dengan situasi pandemi level 3 dan 4 di Jawa dan Bali. Ia berharap melalui kebijakan ini dapat mengurangi tingkat transmisi virus, yang beriringan dengan upaya untuk meningkatkan kapasitas kesehatan.
Dengan demikian, kata dia, level situasi pandemi bisa menjadi lebih baik. "Pengetatan ini bertujuan untuk mengendalikan pandemi khususnya untuk mencegah kesakitan dan kematian serta menjaga keberlangsungan sistem layanan kesehatan kita," ujar Siti Nadia.
Ia menjelaskan, situasi pandemi saat ini terbagi dalam lima tingkat mulai dari level 0-4 yang menggambarkan kecukupan kapasitas respons sistem kesehatan seperti kapasitas testing, tracing, dan pengobatan relatif terhadap transmisi penularan virus di wilayah tersebut. Level situasi di tingkat 0 adalah situasi di mana wilayah tersebut memiliki kapasitas respon yang memadai dan tidak memiliki kasus sama sekali.
Dalam hal ini, kata dia, wilayah tersebut tidak perlu memperketat protokol kesehatan masyarakat atau membatasi aktivitas sosial. Sedangkan di level situasi tertinggi yaitu level situasi 4 adalah kondisi di mana transmisi virus sangat tinggi, sedangkan kapasitas respons sistem kesehatan terbatas.
Dalam situasi ini, protokol kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial harus diperketat agar jumlah kasus turun hingga level yang dapat ditangani oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Siti Nadia mengatakan, dalam penilaian untuk menentukan level situasi suatu wilayah, terdapat dua hal yang dibandingkan. Yaitu level transmisi penularan dibandingkan dengan kapasitas respon sistem kesehatan di wilayah tersebut.
Pada Rabu (7/7), penambahan terkini kasus Covid-19 kembali mencetakkan rekor gandanya baik untuk kasus positif maupun kasus meninggal. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, kenaikan angka kasus positif pada hari ini bahkan melonjak tinggi hingga menyentuh angka 34.379 kasus dari 31.189 kasus pada Selasa (6/7) sebelumnya.
Tak hanya kasus positif, penambahan kasus meninggal harian juga kembali mencatatkan rekor tertingginya. Bahkan kasus meninggal harian ini telah mencapai angka lebih dari seribu orang, yakni 1.040.
Seiring dengan lonjakan kasus positif, Satgas juga mencatat lonjakan tinggi kasus aktif harian yang mencapai sebanyak 18.504 orang. Hingga hari ini, total terdapat sebanyak 343.101 kasus aktif di Indonesia.
Sebanyak 199.143 spesimen dari 141.957 orang telah diperiksa pada hari ini baik menggunakan tes PCR, TCM, dan juga Antigen. Sedangkan angka positivity rate orang harian akibat Covid-19 sebesar 24,22 persen. Untuk kasus kesembuhan, Satgas juga melaporkan terdapat penambahan sebanyak 14.835 orang pada hari ini.
Dari penambahan kasus positif hari ini, Satgas mencatat Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang tertinggi terhadap kasus positif nasional, yakni sebanyak 9.366 orang. Kemudian disusul oleh Jawa Barat yang menambahkan 8.591 kasus baru, Jawa Tengah menambahkan 3.823 kasus baru, Jawa Timur melaporkan 2.548 kasus baru, dan juga DI Yogyakarta yang menambahkan 1.370 kasus baru.
Untuk kasus meninggal juga dikontribusikan oleh kelima provinsi di Pulau Jawa tersebut. Yakni Jawa Tengah yang menjadi kontributor tertinggi yang menambahkan sebanyak 480 kasus kematian. Disusul Jawa Timur menambahkan 155 kasus meninggal, DKI Jakarta melaporkan 142 kasus, Jawa Barat melaporkan 67 kasus, dan DI Yogyakarta menambahkan 32 kasus meninggal.