Selasa 06 Jul 2021 19:19 WIB

Jangan Langsung Panik Ketika Bergejala Covid-19

Masyarakat bisa bantu tekan BOR dengan manfaatkan telemedicine.

Warga memberikan paket makanan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Jalan Gunung Batu, Sukaraja, Kota Bandung, Selasa (6/7). Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito mengimbau daerah untuk segera membangun tempat isolasi pasien Covid-19 terpusat di tingkat desa atau kelurahan hingga tingkat kecamatan guna menurunkan bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga memberikan paket makanan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Jalan Gunung Batu, Sukaraja, Kota Bandung, Selasa (6/7). Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito mengimbau daerah untuk segera membangun tempat isolasi pasien Covid-19 terpusat di tingkat desa atau kelurahan hingga tingkat kecamatan guna menurunkan bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Antara

Masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 diminta tak perlu langsung panik dan sibuk mencari perawatan rumah sakit. Perawatan di rumah sakit saat ini difokuskan ke penderita dengan gejala sedang-berat akibat membludaknya jumlah kasus penderita Covid-19.

Baca Juga

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan, warga yang bergejala Covid-19 atau sempat kontak erat dengan pasien positif diminta segera melapor kepada puskesmas di lokasi tempat tinggal. Puskesmas selanjutnya akan melakukan pemeriksaan spesimen dan penelusuran kontak erat lanjutan. Seluruh perawatan dan penanganan yang diberikan oleh puskesmas digratiskan oleh pemerintah.

Cara-cara ini perlu dilakukan masyarakat agar beban rumah sakit tidak terlalu tinggi dan bisa fokus menangani pasien Covid-19 bergejala sedang-berat dan pasien dengan penyakit berat lainnya. Apalagi, enam provinsi di Jawa mencatatkan angka keterisian tempat tidur RS (BOR) di atas 80 persen saat ini.

"Masyarakat bisa ikut menekan BOR. Bila mengalami gejala covid atau kontak erat dengan pasien positif jangan panik, dan segera hubungi puskesmas. Sambil menunggu hasil pemeriksaan, teruslah berkonsultasi dengan petugas puskesmas agar isolasi mandiri dapat selalu terpantau," kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (6/7).

Pelaporan warga yang merasakan gejala dan sempat kontak erat dengan pasien positif ke puskesmas, ujar Wiku, dapat membantu pemerintah dalam melakukan pendataan dan pelacakan kontak. Penanganan Covid-19 pun dipastikan gratis bagi masyarakat tanpa dipungut biaya sepeser pun.

"Puskesmas dapat menganjurkan pasien untuk isolasi mandiri atau merujuk ke tempat isolasi terpusat atau RS sesuai dengan gejalanya," ujar Wiku.

Saat melakukan isolasi mandiri, Wiku menyarankan agar masyarakat menyediakan beberapa peralatan seperti oxymeter untuk memeriksa saturasi oksigen dalam tubuh, termometer untuk memeriksa suhu tubuh, obat-obatan standar, dan vitamin. "Pantau suhu dan saturasi oksigen secara berkala dan pastikan asupan makanan dengan gizi seimbang terpenuhi setiap harinya. Selama isolasi mandiri atau dalam mempersiapkan isolasi mandiri kita tidak perlu panik dengan membeli barang yang tidak perlu," Wiku menambahkan.

Panic buying, menurutnya, justru akan membuat beberapa item produk langka dan membuat harganya melambung. Padahal, ada masyarakat yang justru memang sangat membutuhkan produk tersebut.

"Ingat, penggunaan obat-obatan selama masa pemulihan harus dengan resep dokter," kata Wiku.

Masyarakat juga diingatkan tidak panik memborong oksigen. Tabung oksigen saat ini sangat dibutuhkan untuk merawat pasien Covid-19 bergejala sedang-berat di rumah sakit.

Tidak hanya itu, tabung oksigen juga punya peran penting untuk perawatan pasien paru obstruktif kronis (PPOK) berat yang butuh bantuan alat pernapasan. Karenanya, masyarakat diminta tidak panik dengan memborong pasokan tabung oksigen di pasaran.

"Penderita penyakit kronis lain juga butuh suplai oksigen untuk bertahan hidup. Masyarakat yang isolasi mandiri tak perlu berbondong-bondong beli tabung oksigen. Hal ini dapat menghambat ketersediaan oksigen di rumah sakit," kata Wiku.

Wiku juga menambahkan, penggunaan tabung oksigen secara berkepanjangan tanpa pemantauan tenaga kesehatan justru berbahaya. Bagi pasien Covid-19 bergejala ringan, Wiku menyarankan untuk melakukan posisi telungkup atau proning, menyamping, dan semi fowler atau setengah duduk secara bergantian setiap 30 menit.

"Serta menjaga ruangan terventilasi dengan baik," ujar Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement