Selasa 06 Jul 2021 15:39 WIB

Kota Bekasi Catat Kasus Kematian Tertinggi Saat Isoman

Mereka yang meninggal saat isoman tak tertolong saat mencari fasilitas kesehatan

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Esthi Maharani
Tenaga kesehatan memeriksa sejumlah pasien di halaman RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan memeriksa sejumlah pasien di halaman RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Kota Bekasi menjadi wilayah dengan kasus kematian tertinggi saat isolasi mandiri se-Indonesia. Berdasarkan data LaporCovid-19 , sejak Juni hingga 2 Juli 2021, ada 77 warga Kota Bekasi positif Covid-19 yang meninggal dunia di luar rumah sakit.

Koordinator Tim Lapor Data Lapor Covid-19, Said Fariz Hibban, mengatakan, mereka yang meninggal dunia saat isolasi mandiri di rumah tak tertolong saat hendak mencari fasilitas kesehatan.

“Yang meninggal dunia positif Covid-19 dengan kondisi sedang isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan, dan ketika menunggu antrean di IGD rumah sakit,” kata Iban, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi Republika, Selasa (6/7).

Jumlah itu, belum mewakili mewakili kondisi sesungguhnya di komunitas, karena tidak semua orang melaporkannya ke LaporCovid-19, media sosial, atau diberitakan media massa.

“Kami mengkhawatirkan, hal ini merupakan fenomena puncak gunung es dan harus segera diantisipasi untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa di luar fasilitas kesehatan,” kata Iban.

Selain memperkuat fasilitas kesehatan dan sumber daya tenaga kesehatan, harus ada pembatasan mobilitas secara ketat untuk mencegah terus melonjaknya laju penularan kasus yang akan meningkatkan risiko kematian.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengakui banyaknya kematian di luar fasilitas kesehatan. Dia bahkan meminta warganya untuk langsung dijemput oleh ambulance untuk dilakukan pemulasaraan di rumah singgah yang berlokasi di TPU Padurenan, sesuai standar WHO.

“Kita lagi ambil langkah darurat bagi warga yang meninggal isoman di rumah, kita langsung ambil bawa ke pemulasaraan di rumah singgah, kemudian kalau mau di bawa ke jawa, silahkan dimakam keluarga, tapi standarnya jelas,” kata Pepen, saat ditemui, Senin (5/7).

Beberapa waktu lalu ia juga sempat meminta kepada warga meninggal isoman di rumah agar tidak perlu lagi membawanya ke rumah sakit. Sebab, banyak jenazah yang mengantre di rumah sakit sebelum dimakamkan.

"Saya juga imbau kepada warga masyarakat, kalau diketemukan itu meninggal tidak dalam fasilitas RS. Segera info ke puskesmas, nanti diambil oleh tim puskesmas," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement