Di samping itu, cakupan layanan kesehatan yang belum merata juga turut andil dalam tingginya angka kematian anak positif Covid-19 di Indonesia. Lantas, jika melihat statistik, tingkat keparahan Covid-19 pada anak sekitar lima persen, sementara ketersediaan ruang unit perawatan intensif (ICU) anak tidak sampai 100.
"Anak mau dibawa ke mana? Anak mau kita rawat ke mana kalau ada yang sakit sekarang?" tuturnya.
Aman juga menyoroti transparansi data kasus Covid-19 pada anak. Dari seluruh provinsi, hanya delapan yang menyajikan data secara daring.
Di samping itu, Aman juga mengingatkan risiko long Covid pada anak. Gejala Covid-19 yang persisten masih perlu dipelajari dan perlu dipertimbangkan.
"Kalau testing pada anak kurang, kita akan dapati kasus long Covid nantinya. Nanti rambutnya rontok, tidak bisa konsentrasi, badannya ngilu, terus sesak. Apa kita mau anak Indonesia seperti ini?" kata Aman.