Senin 05 Jul 2021 05:15 WIB

Kelompok Milenial Ajak Masyarakat Patuhi Prokes

Covid-19 Meroket, Kelompok Milenial Ajak Masyarakat Patuhi Prokes

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Subarkah
Bhabinkamtibmas bersama Satgas Covid-19 Regol, mendatangi toko yang masih buka dan tempat makan sekaligus mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19 saat sosialisasi pemberlakuan PPKM Darurat, di Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Ahad (4/7). Pemerintah resmi memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai tanggal 3 hingga 20 Juli 202, di antaranya dengan menutup sementara tempat perbelanjaan dan tempat makan hanya melayani take away atau dibawa pulang. PPKM Darurat ini sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Bhabinkamtibmas bersama Satgas Covid-19 Regol, mendatangi toko yang masih buka dan tempat makan sekaligus mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19 saat sosialisasi pemberlakuan PPKM Darurat, di Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Ahad (4/7). Pemerintah resmi memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai tanggal 3 hingga 20 Juli 202, di antaranya dengan menutup sementara tempat perbelanjaan dan tempat makan hanya melayani take away atau dibawa pulang. PPKM Darurat ini sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Penggerak Milenial (PMI), M. Adhiya Muzakki mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan segala bentuk aturan pemerintah yang berlaku. Hal itu disampaikan Adhiya mengingat kasus aktif Covid-19 yang semakin hari semakin meroket. 

Pada Ahad (4/7), kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 27.233 orang. Tambahan itu membuat total jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.284.084 kasus. Karena itu, Adhiya mengimbau agar masyarakat benar-benar menaati aturan pada masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. 

"Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang cerdas. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita harus taat  prokes demi kebaikan bersama," ujar Adhiya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika Ahad (4/7). 

Dia pun yakin Indonesia akan bebas Covid-19 jika masyarakatnya taat dan patuh terhadap pemerintah. Menurut dia, telah terbukti bahwa beberapa negara yang berhasil melawan Covid-19 karena masyarakatnya taat dan patuh terhadap protokol kesehatan, serta berbagai macam aturan pemerintah. 

"Hindari kumpul-kumpul, aksi demontrasi, dan hal lainnya. Hindari kerumunan, sayangi keluarga. Mari kita putus rantai penyebaran Covid-19 dengan cara taat dengan anjuran pemerintah. Dengan kita taat prokes, kita sudah membantu nakes, polri, TNI, dan kelompok lain yang bertugas,” ucapnya.  

Selain itu, Adhiya menambahkan, warga negara lain sekarang bisa beraktivitas seperti biasa lantaran mereka sudah melakukan vaksinasi lebih dari 50 persen. Sedangkan di Indonesia, kata dia, masih terjebak narasi hoaks bahaya vaksin. 

Karena itu, menurut dia, Pemerintah, Polri, TNI, tenaga kesehatan, relawan, dan seluruh komponen masyarakat harus berperan aktif dalam kesuksesan vaksinasi di Indonesia. "Kita harus dukung upaya pemerintah dalam melindungi rakyatnya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan vaksinasi agar tercapai herd immunity. Masyarakat jangan sampai termakan hoaks soal bahaya vaksin," katanya.

Dengan dukungan seluruh komponen masyarakat Indonesia, Adhiya berharap vaksinasi akan selesai di akhir tahun 2021. "Tahan dulu segala bentuk aktivitas yang dilarang. Tetap patuhi prokes jika ada hal penting. Mari kita dukung Polri, TNI, tenaga kesehatan yang berjuang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 ini. Rakyat nurut, Covid-19 cabut," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement