REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mendukung upaya pengembangan konservasi bekantan di Pulau Curiak Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian satwa endemik tersebut.
Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal ZA di Banjarmasin Sabtu mengatakan, melalui konservasi itu, diharapkan populasi hewan yang menjadi maskot Kalsel tersebut bisa terus ditingkatkan.
"Saat ini, hewan berhidung mancung tersebut jumlahnya semakin terbatas, saya harapkan habitat ini terus dikembangkan agar keberadaannya tetap lestari hingga anak cucu," katanya.
Sebagai bentuk dukungan tersebut, Pemprov Kalsel memberikan dana hibah sebesar Rp 350 juta, kepada Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), untuk pembangunan beberapa gazebo dan restorasi mangrove rambai, untuk kebutuhan sosialisasi dan penelitian ekowisata.
Selain menyerahkan dana hibah, Safrizal juga melepasliarkan bekantan di wilayah konservasi Pulau Curiak, yang juga menjadi lokasi pengembangbiakan hewan endemik Kalimantan ini.
Bekantan yang dilepaskan ke habitat alaminya ini merupakan bekantan korban kecelakaan yang dievakuasi oleh SBI bersama BKSDA beberapa waktu lalu. Kini jumlah bekantan di daerah tersebut, sebanyak 29 ekor.
"Mudah-mudahan penambahannya lebih cepat lagi. Empat tahun ini baru nambah 14 ekor," katanya.
Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia, Amalia Rezeki mengatakan, pemberian dana hibah tersebut merupakan bentuk dukungan serius untuk melestarikan satwa endemik Kalimantan.
"Pada saat kita melakukan evakuasi bersama BKSDA, kita melakukan perawatan intensif dan melakukan rehabilitasi di Yayasan Sahabat Bekantan, dengan perawatan kurang dari setahun," katanya.