jatimnow.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan opsi terburuk apabila ada lonjakan kematian akibat Covid-19 di Kota Pahlawan. Salah satu yang dilakukan adalah membuat dan menyiapkan peti mati.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap peti mati yang dibuat oleh jajarannya itu tidak dipakai, karena dia tidak ingin ada korban lagi akibat Covid-19.
"Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaran di Keputih, terus kita mandikan dan masukkan dalam petinya, lalu kita makamkan. Jadi, inilah yang kita lakukan, apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya," katanya dalam siaran pers ke redaksi, Jumat (2/7/2021).
Menurutnya, peti mati yang dibuat di belakang Balai Kota Surabaya atau depan kantor Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah itu akan dibuat banyak.
Sebab, pembuatannya digarap oleh Satgas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan juga Satgas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR).
"Tapi saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai nanti, malah saya berharap tambah kurang, tambah kurang korban Covid-19 di Surabaya," ujar dia.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menjelaskan bahwa di depan kantor Pengelolaan Bangunan dan Tanah, pemkot sudah mendirikan tenda yang menjadi tempat pembuatan peti mati. 150 satgas bekerja untuk membuat peti mati itu.
"Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaran jenazah,” kata dia.
Febri juga menjelaskan bahwa peti mati itu dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021, jumlah permintaan untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat.
Data hingga tanggal 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.
"Jadi, ayo kita selamatkan anak, istri dan cucu kita, selamatkan keluarga kita dengan terus menjaga prokes. Jika kita sayang pada keluarga, tentu kita harus menjaga prokes, mari kita bersama-sama dan bergotong-royong melawan Covid-19," pungkasnya.