Jumat 02 Jul 2021 20:09 WIB

RS Islam Siti Hajar Sidoarjo Gunakan Lahan Parkir untuk IGD

RS Islam Siti Hajar tak gunakan tenda tapi lahan parkir lantai dasar sebagai IGD.

Petugas kepolisian berjalan di perumahan yang memberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Perumahan Bluru Kidul Regency, Sidoarjo, Jawa Timur. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Petugas kepolisian berjalan di perumahan yang memberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Perumahan Bluru Kidul Regency, Sidoarjo, Jawa Timur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo Jawa Timur menggunakan lahan parkir mobil di lantai dasar sebagai layanan IGD. Langkah itu menyusul banyak masyarakat yang datang dengan gejala Covid-19 selama beberapa pekan terakhir.

Direktur Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo Hidayatullah di Sidoarjo, Jumat mengatakan, penggunaan lahan parkir tersebut dilakukan mengingat ruang utama IGD sudah penuh.

Baca Juga

"Kami tidak menggunakan tenda seperti yang diterapkan di rumah sakit lain. Tetapi kami menggunakan lahan parkir di lantai dasar," ujarnya.

Hidayatullah mengatakan, dari 19 bed yang sudah ada sebelumnya, kini bisa dilakukan penambahan lagi 26 bed sehingga total ada 45 bed untuk layanan IGD. "Itu pun sampai dengan saat ini sistem yang kami gunakan juga buka tutup, artinya kalau ada pasien yang sembuh atau meninggal baru pasien yang ada di IGD kami pindahkan ke ruang isolasi khusus," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya juga terus membuka lowongan petugas tenaga kesehatan menyusul ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. "Kami sudah berusaha keras untuk mendapat tambahan tenaga medis seperti membuka lowongan kerja. Namun hingga saat ini kami belum memperolehnya," katanya.

Sementara data di RSI Siti Hajar pada Juni 2021, merawat 338 pasien Covid-19 dan 51 di antaranya meninggal dunia. "Sedangkan dalam dua hari di bulan Juli, ada 21 pasien meninggal dunia," ujarnya.Dia menambahkan, dalam dua minggu ini pasien positif Covid-19 yang datang tidak hanya dewasa dan lansia, namun juga remaja bahkan anak-anak.

"Kami tidak mungkin menolak untuk pasien dengan gejala berat seperti sesak nafas. Namun bagi warga yang bergejala ringan, kami harap periksa ke puskesmas terlebih dahulu. Kami juga berpesan kepada masyarakat agar tetap patuh menerapkan protokol kesehatan," tukasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement