REPUBLIKA.CO.ID, Pada sebuah malam yang telah larut, ponsel pintar milik Arief Bobhil berdering. Panggilan itu bukan berasal dari teman maupun kerabatnya.
Dari ujung telepon milik nomor tak dikenal itu, terdengar suara yang parau. Terbata-bata mengucap kalimat, napasnya sudah diujung.
"Mas, saya minta tolong. Saya mau dapatkan oksigen, bagaimana caranya? Saya minta tolong," ucapnya menirukan.
Dalam hati seorang Bobhil, sapaan akrabnya, ia sangat ingin membantu. Namun, tak banyak yang bisa ia lakukan. Hatinya pun berkecamuk.
Situasi genting nan dramatis itu barangkali mudah ditemui akhir-akhir ini. Di tengah kondisi Covid-19 yang mengganas, pasokan oksigen baik tabung maupun isi ulangnya amat susah ditemui.
Ironisnya, harganya pun sudah tak masuk diakal. Para penyintas Covid-19 seakan berjibaku melawan ajal.
Hal ini pula yang menginiasi Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Untuk Indonesia (GSSTAUI), meminjamkan tabung oksigen secara gratis bagi pasien Covid-19.
"Kemarin ada teman dekat yang butuh dan sulit didapatkan. Kenapa ga kita coba lakukan," terang Bobhil, salah seorang relawan GSSTAUI, saat ditemui Republika di lokasi, Jumat (2/7).