REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memastikan stok oksigen untuk kebutuhan medis dalam kondisi aman, meski jumlah pasien telah melebihi kapasitas ruangan, yang dominasi pasien Covid-19.
"Insya Allah ketersediaan oksigen untuk kebutuhan medis di sini aman," kata Dirut RSUD Kabupaten Bekasi, Sumarti di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (2/7).
Dia mengatakan, RSUD Kabupaten Bekasi memiliki tempat penyimpanan oksigen yang cukup besar. Sehingga mampu menampung oksigen dalam jumlah banyak. Sumarti menyebut, perlengkapan medis itu digunakan untuk melayani seluruh pasien rawat inap yang membutuhkan bantuan oksigen.
Sementara bagi pasien dengan kamar tidur tambahan diberikan oksigen jenis tabung. "Kita banyak pakai liquid O2 jadi punya tabung penampungan yang sangat besar untuk melayani pasien rawat inap. Yang pakai tabung untuk yang extra bed saja," kata Sumarti.
ondisi sebaliknya justru terjadi di agen pengisian oksigen medis yang mulai kekurangan stok imbas melonjaknya kasus Covid-19. Agen Tio Gas Group di Jalan Sultan Hasanudin, Kecamatan Tambun Selatan, misalnya banyak pembeli mengaku kecewa lantaran tidak mendapatkan isi ulang oksigen medis.
"Saya sudah cari di tiga tempat, oksigen medisnya kosong semua. Mau coba ke tempat lain," kata Fiki (25) yang datang ke agen Tio Gas Group membawa tiga tabung berukuran satu kubik.
Fiki mengaku sudah empat hari kesulitan mendapatkan oksigen medis demi kebutuhan anggota keluarganya yang terpapar Covid-19 dan tengah menjalani isolasi secara mandiri. "Susah, sudah empat hari terakhir cari oksigen medis ini kosong semua. Kalau pun dapat ya harus keliling cari yang masih ada."
Selain Fiki, Suhaeni (36) juga mengaku mengalami hal yang sama. Sudah dua hari, ia kesulitan mendapatkan pasokan oksigen medis guna keperluan perawatan orang tuanya yang memiliki penyakit jantung dan dirawat di rumah.
"Mau cari kemana-mana juga katanya kosong. Paling ini tunggu di sini. Tadi infonya ada stok yang mau datang," kata Suhaeni.
Karyawan agen isi ulang oksigen Feri Yusuf mengaku, kelangkaan terjadi karena pengurangan pasokan dari supplier yang disebabkan tingginya permintaan rumah sakit. Di satu sisi, jumlah permintaan warga yang keluarganya sedang menjalani isolasi mandiri juga melonjak drastis.
"Kondisi ini sudah terjadi hampir seminggu lebih. Oksigen langsung habis diburu warga begitu mereka dapat stok. Kalau pun dapat kita harus dibagi lagi sama agen yang lain, jadi masih kurang terus," kata Feri.
Selain kesulitan mendapatkan oksigen medis masyarakat juga harus rela mengeluarkan uang lebih banyak dari harga sebelumnya. Jika sebelumnya harga oksigen untuk tabung ukuran satu kubik dijual Rp 20 ribu, saat ini menjadi Rp 25 ribu.