Kamis 01 Jul 2021 21:55 WIB

Angka Kematian Naik 400 Persen, Ini Perintah Satgas

Satgas meminta proteksi maksimal dilakukan karena kenaikan angka kematian

Personel BPBD memakai APD menggotong peti jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19 untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (30/6/2021). Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jawa Tengah, per Rabu (30/6/2021) warga meninggal dunia terkonfirmasi COVID-19 di Jawa Tengah mencapai 16.245, sehingga Jawa Tengah tercatat menjadi provinsi dengan tingkat kematian tertinggi.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Personel BPBD memakai APD menggotong peti jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19 untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (30/6/2021). Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jawa Tengah, per Rabu (30/6/2021) warga meninggal dunia terkonfirmasi COVID-19 di Jawa Tengah mencapai 16.245, sehingga Jawa Tengah tercatat menjadi provinsi dengan tingkat kematian tertinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rata-rata kematian yang terjadi pada puncak pandemi Covid-19 kedua di Indonesia sangat tinggi, bahkan hingga mencapai lebih dari 400 Persen. Terdapat lima provinsi yang berkontribusi tertinggi yaitu Jawa Barat naik 463 persen, diikuti DKI Jakarta naik 236 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 148 persen, Jawa Timur naik 145 persen dan Jawa Tengah naik 75 persen.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan kenaikan kematian yang tinggi ini seharusnya dapat segera diperbaiki dengan menghindari potensi kematian pada pasien Covid-19. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan berpatok pada kasus aktif saat ini sehingga dapat menyelamatkan nyawa sebanyak-banyaknya dari kasus yang aktif saat ini.

“Angka kematian yang terus meningkat ini tentunya tidak dapat ditoleransi, karena 1 kematian saja terbilang nyawa,” tegas Wiku.

Saat ini, provinsi yang menyumbangkan kasus aktif tertinggi adalah DKI Jakarta, dengan 57.295 kasus, disusul Jawa Barat 43.436 kasus, Jawa Tengah 33.805 kasus, DIY 8.917 kasus dan Jawa Timur 7.488 kasus. Dengan banyaknya kasus aktif saat ini, maka belum terlambat untuk menjaga agar kematian tidak semakin bertambah.

Fokus utama dalam menekan angka kematian adalah memastikan penanganan pasien Covid-19 sebaik mungkin, utamanya pada pasien gejala sedang-berat. Namun sayangnya, melihat fakta bahwa saat ini kelima Provinsi ini memiliki keterisian tempat tidur Isolasi dan ICU diatas 70 persen, bahkan DKI mencapai lebih dari 90 persen, maka keadaan ini akan mempersulit penanganan pada pasien gejala berat.

Perlu diperhatikan juga, bahwa fokus pencegahan kematian dapat dilakukan berdasarkan kelompok usia yang paling rentan. Di kelima provinsi, persentase kematian yang paling tinggi terjadi pada kelompok usia lansia.

Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya komorbid pada lansia, serta imunitas yang semakin menurun seiring bertambahnya usia. Sekitar 5 sampai 19 persen lansia yang terkena covid, meninggal dunia. Meskipun kematian yang terjadi di kelompok anak tidak setinggi kelompok dewasa dan lansia, namun kelompok anak dapat menjadi rentan apabila luput dari pengawasan. Hampir di kelima provinsi ini, kematian pada kelompok anak didominasi oleh balita, yaitu sekitar 30-50 persen dari total kematian anak.

“Untuk itu, dimohon kepada seluruh pemerintah provinsi untuk melihat lebih dalam pada kematian akibat covid-19, dengan memastikan data kematian menjadi salah satu yang harus dipantau secara berkala. Khusus pada 5 Provinsi ini, kenaikan kematian yang tinggi ini harus segera dimitigasi dengan tindakan-tindakan konkret,” ungkap Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement