Kamis 01 Jul 2021 08:43 WIB

Perilaku Eksibisionis di Ruang Publik Resahkan Warga Bandung

Perilaku pengidap eksibionis ini sudah meresahkan masyarakat.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Eksibisionis merupakan gangguan mental yang ditandai oleh dorongan untuk memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing (biasanya kepada lawan jenis) untuk memperoleh kepuasan seksual. 

Dalam beberapa kasus, pengidap eksibionis bahkan melakukannya sambil bermasturbasi. Perilaku ini kerap kali meresahkan masyarakat, khususnya bagi kaum hawa yang lebih sering jadi korbannya. 

Dinda Pratiwi, seorang pet breeder yang tinggal bersama keluarganya di Bandung, menuturkan kisahnya saat ia menjadi sasaran dari perilaku eksibionis yang dilakukan orang asing. Pada peristiwa yang dialaminya, pelaku tampak santai saja melakukan aksi meski di sekitarnya sedang banyak orang. 

Pada saat kejadian, Dinda sedang menunggu pemilik toko kue yang ada di Komplek Mekarwangi. Berhubung pada saat itu hari Minggu, ada pasar tumpah yang digelar dan kondisi di sekitar lokasi cukup ramai. 

"Tiba-tiba ada bapak-bapak usia 35-40-an pakai motor Beat ,berhenti pas depan banget saya ,terus dia standar motornya, terus duduk menyamping sambil ngeluarin kemaluannya terus dimainin tepat di depan saya," ujar Dinda melalui pesan Instagram, Rabu, 30 Juni 2021. 

Dinda pun menceritakan pengalaman serupa yang dialaminya saat ia masih duduk di bangku SMP. Kejadian itu berlangsung di salah satu SMP yang ada di Kecamatan Cicalengka. Lebih parahnya lagi, pelaku bahkan memberanikan diri melakukan perbuatannya sbil memegang tangan Dinda.

"Ada lelaki usia 20 tahunan, modus nanya alamat, dia sambil duduk terus megang tangan saya pake tangan kanannya. Tangan kirinya ternyata lagi asyik mainin kemaluannya sambil dihalangin helm," kata Dinda.

Warga lain yang bernama Yulia Amelia pun sempat menjadi sasaran eksibionis saat ia dan temannya sedang menghabiskan waktu di salah satu toko kue yang ada di Kecamatan Gedebage. Kejadian itu berlangsung sekitar akhir Maret 2021.

"Teman aku duduk di sebelah kaca, aku lumayan jauh dari kaca. Karena di toko itu  hampir semua kaca yang dari atas sampai bawah. Aku lagi ngobrol, ada laki-laki, masih muda, tinggi, dia pake masker, bolak-balik terus. Aku kira kan mau ke toko di belakang (menyebutkan nama toko). Lagi asik ngobrol di sebelah kaca, dia lagi berdiri sambil mainin alat vitalnya," ujar Yulia.

Teman Yulia yang pertama kali menyadari tindakan pelaku langsung menjerit sementara Yulia belum terlalu sadar dengan apa yang terjadi karena dia hanya melihat tangan pelaku yang bergoyang-goyang. Mereka berdua pun bergegas keluar untuk menghampiri pemuda tersebut 

"Pas teman noleh ke kaca, langsung menjerit bilang istigfar. Kalau saya cuma lihat tangannya yang digoyang-goyang. Kita lari ke depan, laki-laki itu lari ke tempat parkir mobil dan langsung pergi bawa mobilnya," ungkap Yulia.

Seorang warga berinisial MR (yang meminta namanya untuk tidak disebutkan) turut menuturkan pengalaman dialaminya sekitar bulan Mei 2021. Berbeda dengan Dinda dan Yulia yang dijadikan sebagai sasaran secara personal, perilaku eksibisionis yang dilihat MR tampak menyasar orang-orang yang lewat secara acak. 

Di hari kejadian, MR bersama ibunya baru saja turun dari angkot di Kecamatan Andir saat ia dan ibunya melihat ada seorang pria yang telentang di sebuah meja. Ia pun memainkan alat kelaminnya di depan orang-orang yang ada sekitar. 

"Celananya agak diturunin sedikit, terus kelaminnya dikeluarin, dimainin pakai tangan naik-turun. Saksinya orang-orang sekitar, terutama sopir angkot yang ngetem di Ciroyom," ujar MR.

MR menduga, ketidakacuhan pria tersebut kepada tanggapan orang-orang di sekitar tampaknya didukung juga oleh kondisinya yang sedang mabuk. Pasalnya, di sekitar pria itu MR melihat banyak orang yang sedang menghirup lem.

"Ibu-ibu yang lihat cuman bisa istigfar saja, sampai sopir angkot yang lihat pun geleng-geleng kepala," pungkas MR. 

Tinjauan Psikologis soal perilaku eksibionis

Seorang psikolog sekaligus penulis buku biopsikologi, Efnie Indrianie, memberikan tanggapan soal perilaku eksibionis yang kerap meresahkan masyarakat. Menurut Efnie, perilaku eksibionis tergolong ke dalam sexual disorder dengan penyebab yang variatif. 

Salah satu alasan yang bisa menyebabkan perilaku eksibisionis adalah adanya trauma akibat kekerasan seksual dan emosional yang berdampak kepada seseorang pada masa kecil. Saat tumbuh dewasa, mekanisme pertahanan psikis yang mulai tumbuh bisa mendorong orang tersebut untuk memuaskan dirinya sebagai subjek dalam perilaku seksual setelah dulunya dijadikan sebagai objek orang lain.

"Ini bentuk ekspresi pelampiasan untuk menunjukkan bahwa dia perkasa," ujar Efnie. 

Efnie pun mengungkapkan alasan mengapa kebanyakan pengidap eksibionis adalah laki-laki. Pasalnya, salah satu penyebab adanya gejala eksibionis itu adalah produksi hormon testosteron yang berlebih, dan testosteron adalah hormon seks yang bersifat jantan. Dampak dari berlebihnya produksi hormon ini adalah adanya kecenderungan untuk merasa puas saat membuat orang lain syok dengan alat vital yang dipertontonkan. 

"Mereka akan merasakan puas jika orang yang melihat alat vitalnya mengalami syok atau ketakutan," kata Efnie.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement