Kamis 01 Jul 2021 00:55 WIB

Beberapa Hal yang Harus Diwaspadai dari Varian Delta

Varian Delta menjadi varian Corona paling menular dan kini mendominasi dunia.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Warga berjalan di jalur pedestrian di Arequipa, Peru, Sabtu (26/6). Akibat peningkatan kasus COVID-19 dan varian baru Delta, kota Arequipa memberlakukan lockdown selama 15 hari. (AP Photo/Guadalupe Pardo)Putra M. Akbar
Foto: AP
Warga berjalan di jalur pedestrian di Arequipa, Peru, Sabtu (26/6). Akibat peningkatan kasus COVID-19 dan varian baru Delta, kota Arequipa memberlakukan lockdown selama 15 hari. (AP Photo/Guadalupe Pardo)Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tampaknya masih belum akan selesai karena berbagai varian dari virus penyebab penyakit ini masih terus muncul. Salah satu varian virus corona yang paling menular adalah varian Delta B.1.617.2 yang pertama kali diidentifikasi di India pada Oktober 2020.

Varian Delta dengan cepat menyebar ke seluruh negeri dengan lebih dari satu dari lima infeksi baru yang dikaitkan dengannya. Varian ini jauh lebih menular dan berpotensi berbahaya daripada mutasi lainnya. 

Baca Juga

Para ahli khawatir, varian yang menjadi perhatian ini berpotensi menyebabkan lonjakan besar di musim gugur dan musim dingin, meskipun ada upaya vaksinasi. Seberapa besar kemungkinan kIta bersentuhan dengan varian Delta sangat tergantung di mana kIta tinggal, karena penyebarannya lebih cepat di beberapa bagian negara daripada yang lain

Kasus varian Delta saat ini mulai menyebar ke berbagai negara. Menurut laman Eat This, Rabu (30/6), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melacak di mana varian Delta paling produktif dengan alat pemetaan yang praktis.

Menurut statistik terbaru mereka, bagian tengah dan barat Amerika paling banyak mengalami Delta. Sementara negara bagian timur masih mengalami tingkat varian yang rendah.

Seperti di Texas, ditemukan lebih dari 25 persen dari semua kasus dikaitkan dengan Delta dan lebih dari 28 persen kasus di California. Namun menurut CDC, kasus Delta ditemukan di wilayah sekitar Montana, Wyoming, Colorado, dan di mana variannya paling mengkhawatirkan, terdiri dari lebih dari 47 persen dari semua kasus.

 

photo
Karikatur opini Bersama Kita Bisa - (republika/daan yahya)

Pada Kamis (24/6), Presiden AS, Joe Biden memperingatkan bahwa varian itu saat ini merupakan varian paling umum di Amerika. Dia mencatat, orang yang tidak divaksinasi sangat rentan. Dia juga menegaskan kembali bahwa varian itu lebih mudah menular dan berpotensi lebih mematikan dan terutama berbahaya bagi kaum muda.

Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari varian Delta adalah dengan divaksinasi. "Silakan ambil kesempatan kedua Anda," kata Direktur CDC Dr Rochelle Walensky Jumat dalam sebuah wawancara dengan Radio Publik Nasional. 

Dia mengatakan, mungkin kita telah mendapatkan perlindungan dari suntikan pertama. Akan tetapi sebenarnya suntikan kedua itu memberi Anda cakupan vaksin yang luas dan dalam untuk benar-benar dapat menangani varian Delta ini dan varian lainnya juga.

Sehingga, satu-satunya cara agar tetap aman di luar adalah dengan mengikuti protokol kesehatan masyarakat dan bantu akhiri pandemi ini. CDC menegaskan di mana pun Anda tinggal, pakai masker wajah yang pas dan berlapis ganda, jangan bepergian, menjaga jarak sosial, hindari kerumunan besar, jangan pergi ke dalam rumah dengan orang-orang yang tidak berlindung diri. Penting untuk terus mempraktikkan kebersihan tangan yang baik dengan mencuci tangan secara reguler, dan mendapatkan vaksinasi ketika tersedia untuk Anda.

 

photo
Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement