REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan, stok oksigen di Jabar masih aman. Namun, menjadi ramai karena terkendala manajemen distribusi oksigen. Hal ini, menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.
"Ketersediaan oksigem mencukupi. Yang menjadi tantangan adalah manajemen distribusi. Di Depok langka, di Bandung melimpah. Sekarang dihitung, kalau bisa kita punya neraca manajemen oksigen dalam seminggu, dua minggu ke depan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam jumpa pers secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (30/6).
"Jabar juga turut membantu suplai oksigen ke Jawa Tengah yang alami kekurangan stok," imbuhnya.
Emil pun mengimbau masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) untuk tidak berlomba-lomba menstok tabung oksigen.
"Kita dahulukan kepada rumah sakit yang memang menurut kajian dokter dia perlu menggunakan tabung oksigen. Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat," katanya.
Emil melaporkan, kasus virus COVID-19 varian delta sudah ditemukan di sembilan daerah di Jabar. Hal itu berdasarkan hasil analisis terhadap data pengurutan genom utuh (whole genome sequencing/WGS).
"Dari varian delta, kita melakukan whole genome sequencing. Sudah ada di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, Kabupaten Karawang dan Subang," katanya.
Emil menuturkan, varian delta menular lebih cepat dari jenis virus COVID-19 lainnya. Guna menekan penyebaran varian delta di Jabar, ia mengimbau masyarakat untuk memperkuat penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M.
“Virus varian delta itu sama, menularnya cepat, mematikannya ternyata kalau dilawan dengan prokes tidak akan menular,” katanya.