REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Satu keluarga menjadi korban tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali, pada Selasa (29/6). Mereka merupakan sepasang suami-istri, berserta tiga anaknya.
Kelimanya yakni Gatot Pujianto (32 tahun), Diah Ari Meiyani (31 tahun), Bunga Cinta Ramadhani (15 tahun), Rafasa Putra Pujianto (5 tahun), serta Aisah Putri (4 tahun).
Dalam proses pencarian, tim gabungan menemukan Diah dan anak pertamanya, Bunga, dalam kondisi meninggal dunia. Sementara tiga anggota keluarga lainnya belum ditemukan.
"Iya, (di KMP Yunicee) ada satu keluarga yang isinya lima orang. Selain ibunya, anak pertama yang SMP kelas 2 juga sudah ditemukan," kata keluarga korban bernama Ardiansyah saat ditemui di Karangasem, Bali, Rabu (30/6).
Dia mengatakan, rencananya pemakaman Diah dan Bunga akan dilakukan bersamaan. Saat ini, jenazah Diah sudah ada di rumah duka. Pihak keluarga sedang menunggu kedatangan jenazah Bunga untuk prosesi pemakaman selanjutnya.
Gatot bekerja sebagai pengusaha percetakan di Kelurahan Subagan, Karangasem. Sedangkan Diah bekerja di RSUD Karangasem sebagai tenaga administrasi.
"Kami pihak keluarga berharap dan berdoa bersama semoga suami dan kedua anaknya bisa segera ditemukan," kata Ardiansyah.
Berdasarkan data dari Basarnas, Bali KMP Yunicee mengangkut 57 orang yang terdiri dari 13 orang kru, tiga orang petugas kantin, dan 41 orang penumpang. Hingga saat ini yang terevakuasi selamat sebanyak 39 orang, meninggal dunia tujuh orang, dan masih dalam pencarian 11 orang.
Kecelakaan laut ini terjadi pada hari Selasa (29/6), sekira pukul 19.12 Wita. Saat itu Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee yang merupakan kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk mengalami musibah tenggelam di perairan Selat Bali.
Saat pelayaran kapal tersebut dihantam ombak karena angin kencang. Kapal pun terbawa arus hingga ke Selatan Pelabuhan Gilimanuk yang mengakibatkan kapal mengalami kemiringan, terbalik, dan tenggelam.