REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan. A, Antara
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun mengaku telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi skenario terburuk pandemi Covid-19. Diketahui saat ini, laju penularan kasus Covid-19 di Ibu Kota semakin memprihatinkan, di mana pada akhir pekan lalu dua kali pecah rekor kasus harian di atas 9.000 kasus Covid-19 per hari. Rata-rata angka keterisian rumah sakit (RS) juga di atas 90 persen.
Jumlah kasus aktif atau pasien yang masih dirawat atau diisolasi pun terus mengalami peningkatan sebanyak 4.831 orang dari jumlah sebelumnya 57.295 orang. Sehingga, total kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta saat ini sebesar 62.126 orang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Gubernur Anies Baswedan sudah rapat dengan Presiden Joko Widodo, Senin (28/6). Anies juga mengikuti rapat dengan Menteri Kesehatan, Mendagri, serta gubernur, kapolda, dan pangdam seluruh Indonesia.
Meski belum mengetahui hasil rapat tersebut, Ariza menyebutkan bahwa pihaknya kini terus meningkatkan kemampuan fasilitas kesehatan menampung pasien. Mulai dari menambah tempat tidur, laboratorium, dan ketersediaan oksigen.
Tetapi, Pemprov DKI mengakui, seberapapun jumlah fasilitas kesehatan ditambah tidak akan mampu menampung pasien yang jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari. Oleh karenanya, Pemprov DKI telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi skenario terburuk tersebut.
"Semuanya sudah kita susun strateginya (menghadapi skenario terburuk). Namun demikian, mari kita upayakan yang terbaik dengan tetap berada di rumah, laksanakan prokes, tidak ada lagi selain itu," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Selasa (29/6).
Ketika fasilitas kesehatan tak sanggup lagi menampung pasien, kata Ariza, pihaknya akan melakukan pengetatan aktivitas masyarakat. "Perlu ada pengetatan dong. Kita harus menghadang di hulu, di hulu disiplin warga," kata dia.
Ketika ditanya apakah akan membatasi pergerakan masyarakat keluar-masuk Jakarta, Ariza tak memberikan jawaban jelas. "Iya, kan dibatasi juga. Semua juga sekarang berpikir 2 atau 3 kali kalau mau bepergian keluar daerah," kata dia.
In Picture: RSUD Tarakan Dirikan Tenda Darurat Covid-19
Pemprov DKI sejak sepekan terakhir memang terus menambah jumlah fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19. Yang terakhir, tiga rumah susun (rusun) disiapkan untuk isolasi mandiri, yakni rusun di Pasar Rumput, Daan Mogot, dan Pulogebang.
"Nanti kita bertahap melakukannya. Sekarang ini dulu, mudah-mudahan tidak tambah (lokasi) lagi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (29/6).
Meski demikian, Anies menyebut pihaknya mempersiapkan lokasi-lokasi yang memungkinkan untuk dijadikan lokasi isolasi mandiri selain rusun. Namun, untuk pemanfaatannya tidak akan serta-merta sekaligus.
"Semua kita siapkan, tapi pemanfaatannya step by step. Karena kami pastikan bahwa satu tempat terpakai secara optimal baru menggunakan lokasi lainnya agar manajemennya lebih mudah," ujarnya.
Anies juga akan memobilisasi tenaga kerja di sejumlah dinas untuk membantu tenaga kesehatan (nakes) yang sedang sibuk menangani pasien di rumah sakit rujukan Covid-19. Tenaga kerja tambahan ini akan membatu pekerjaan non-medis.
Anies mengatakan, rumah sakit di Jakarta kini tengah memasuki masa-masa krusial. Sebab, pasien terus berdatangan seiring melonjaknya kasus aktif Covid-19. Oleh karenanya, dukungan sumber daya dan tenaga kerja untuk keperluan non-medis dibutuhkan.
“Jadi, kita akan berikan dukungan dari dinas-dinas lain untuk ditempatkan di rumah sakit, sehingga kebutuhan tenaga pendukung untuk aktivitas non-medis bisa kita siapkan," kata Anies usai meninjau RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (29/6).
Tenaga kerja dari dinas itu, kata dia, nantinya akan bertugas memfasilitasi pemindahan alat, tabung oksigen, dan peralatan lainnya. Kesiapan peralatan dibutuhkan dalam waktu cepat dan volume lebih besar karena jumlah pasien melonjak.
“Jadi, kita akan mobilisasi tenaga kerja untuk bisa bantu mereka yang saat ini bekerja di rumah sakit, agar tim medis bisa fokus pada penanganan pasien dan aktivitas pendukung bisa dibantu yang lain,” kata Anies sebagaimana dikutip dalam siaran persnya.
Salah satu bentuk mobilisasi tenaga kerja non-medis yang sudah dilaksanakan adalah memasok tabung oksigen ke rumah sakit. Saat ini, kata dia, tim pekerja non-medis secara terus menerus mendatangi pabrik oksigen di Tangerang.
"Salah satu masalah utamanya adalah transportasi. Karena itu, mobil-mobil dari Dinas Pertamanan, Bina Marga, Dishub dan kendaraan dari Dinas lain dimobilisir membantu menransportasikan tabung oksigen ke tempat pengadaannya, sehingga mobilitasnya jadi lebih cepat,” kata Anies lagi.