Selasa 29 Jun 2021 13:28 WIB

Gerindra Sarankan Pemerintah Buka Pintu Relawan Covid-19    

Gerindra menilai saatnya pemerintah membuka kesempatan relawan Covid-19

Sekretaris Jenderal, Partai Gerindra Ahmad Muzani, menilai saatnya pemerintah membuka kesempatan relawan Covid-19
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Sekretaris Jenderal, Partai Gerindra Ahmad Muzani, menilai saatnya pemerintah membuka kesempatan relawan Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyarankan Pemerintah juga membuka kembali peluang bagi pihak-pihak yang ingin menjadi relawan dalam rangka penanganan Covid-19 di Indonesia. 

Hal ini Karena sekarang seluruh tenaga kesehatan (nakes) dan para dokter yang menangani pasien covid sangat kelelahan akibat terus meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19. 

Baca Juga

"Pemerintah sebaiknya membuka peluang bagi orang-orang yang ingin menjadi relawan Covid-19. Mengingat para nakes kita, seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat kelelahan karena pasien positif terus bertambah dan berdatangan ke setiap rumah sakit," ujar Muzani dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/6). 

Dia mengatakan, sekarang saatnya bahu membahu, bekerja sama, dan saling membantu dalam rangka penanganan Covid-19 ini. Jangan saling menyalahkan karena beban dan persoalannya begitu berat. 

“Ini adalah masalah kita bersama. Kami percaya bahwa solidaritas dan kebersamaan kita akan mampu menghadapi badai ini. Dan pada akhirnya optimisme ini akan kita dapatkan. Dan pademi bisa kita lewati. Ini sudah berulang kali telah kita tunjukan dalam banyak persoalan bangsa," kata dia. 

Dia menyarankan bupati, wali kota, dan gubernur bersama dengan pemerintah pusat diminta segera membuka RS darurat dengan memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah daerah seperti pusat pendidikan dan latihan (diklat), stadion olahraga atau GOR. 

“Termasuk pusdiklat yang dimiliki oleh sejumlah BUMN. Maka koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN menjadi perlu," tutur dia.  

Menurut Muzani, pembukaan RS darurat menjadi penting mengingat peningkatan jumlah kasus positif covid terus meningkat signifikan di banyak daerah. Dia juga meminta agar fasilitas yang ada di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) digunakan untuk membuka RS darurat covid. Karena saat ini Jakarta merupakan zona merah yang laju peningkatan kasus covidnya terbesar di Indonesia.  

Pihaknya menyarankan agar beberapa fasilitas gedung di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan digunakan untuk RS darurat tersebut. Seperti di Tenis Indor dan sarana lainnya. Karena RS di area Jabodetabek mayoritas telah melebihi kapasitas yang menyebabkan antrean panjang pasien. 

"Selain itu beberapa asrama haji juga dapat difungsikan sebagai RS darurat, apalagi tahun ini ibadah haji ditiadakan," imbuh Wakil Ketua MPR RI itu.  

Muzani melanjutkan, saat ini fasilitas kesehatan yang ada di Wisma Atlet telah melebihi kapasitas. Sebab sarana prasarana perawatan di Wisma Atlet telah penuh. Sehingga pasien covid pun harus menunggu antrean.  

"Khusus di Jakarta, untuk kondisi seperti sekarang ini kita tidak mungkin bergantung pada Wisma Atlet yang sudah hampir melebihi kapasitas, yang menyebabkan pasien positif lainnya harus mengantre. Dan pembukaan RS darurat juga perlu dilakukan di daerah-daerah zona merah Covid-19 khususnya di Pulau Jawa," papar Wakil Ketua MPR itu. 

Dalam situasi seperti ini, yang diperlukan adalah kerjasama yang maksimal antara semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh komponen bangsa.   

Muzani juga meminta pemerintah untuk terus melakukan kontrol di lapangan agar protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik. Masyarakat juga diminta untuk tidak berkerumun, menjaga jarak, dan selalu menggunakan masker.  

Sebelumnya diberitakan, pada Sabtu (26/6) Kementerian Kesehatan mencatat dalam sehari sebanyak 21 ribu orang terkonfirmasi positif Covid-19. Angka tersebut terbesar sepanjang pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. 

Saat ini jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 2 juta jiwa lebih. Bahkan, angka kematian dalam sehari di Indonesia menapai 409 jiwa, jumlah itu dinilai sebagai angka kematian terbesar di dunia melebihi Rusia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement