Selasa 29 Jun 2021 08:34 WIB

Debat Ade Armando Versus Delpedro Marhaen

Ade menyebut BEM UI manja, Delpedro heran Ade membela rektorat dan mengkritik BEM.

Debat Ade Armando versus Delpedro Marhaen.
Foto: Tangkapan layar
Debat Ade Armando versus Delpedro Marhaen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas mahasiswa dari  Blok Politik Pelajar, Delpedro Marhaen menggelar debat dengan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando yang dihelar secara daring di Youtube Hersubeno Arief di Jakarta, Senin (28/6) malam WIB.

Ade Armondo kembali menyinggung cara menyerang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI yang tidak pintar. Sebagai anggota sivitas akademika UI, kata dia, cara berpikir BEM tidak beres.

“Mereka mengatakan bahwa Pak Jokowi adalah raja munafik, tukang bohong. Saya akan bilan boleh, tapi apa buktinya. Ada UU ITE, UU KPK, dan ada penangkapan dan pembubaran para demonstran,” ujar Ade.

Dia melihat, tudingan BEM UI kepada Presiden Jokowi sangat lemah. Ade mencontohkan revisi UU ITE, yang ditudingnya pengurus BEM UI tidak membaca. “UU ITE sudah memakan korban begitu banyak dan justru saat ini, Pak Jokowi sejak awal minta direvisi, DPR menolaknya,” ujar Ade.

Dia menyebut, Menko Polhukam Mahfud MD bersama Jaksa Agung dan Kapolri malah menawarkan beberapa pasal untuk direvisi demi menjamin kebebasan. Ade pun menyinggung, jika tawaran revisi keluar tiga tahun lalu, Jerinx atau Ahmad Dhani tidak bakal dipenjara. Hal itu karena ada pasal karet di UU ITE, yang memang mengancam kebebasan berpendapat dan akan direvisi pemerintah.

Ade juga membela Jokowi sial terpilihnya Komjen Firli Bahuri sebagai ketua KPK. Menurut dia, pemilihan Firli dilakukan di DPR, bukan oleh Jokowi. Dia juga menyinggung, Jokowi malah membela mereka yang tidak lulus ujian TWK, tapi tidak diindahkan KPK.

Hal itu menandakan KPK bukan di bawah kewenangan Presiden. “Itu bukan kewenangan Presiden. Itu adalah wewenangnya DPR. Soal ujian wawasan kebangsaan, itu bikinan KPK,” ujar Ade.

Delpedro Marhaen pun menyergah balik argumen Ade Armando yang mempertanyakan mater kritikan BEM UI kepada Jokowi. Menurut Pedro, Ade sebagai dosen harusnya membantah argumen BEM UI secara ilmiah, bukan hanya dengan status di Twitter.

“Jadi seakan-akan bikin tweet, ramai semua, ya diserang kanan kiri begitu, terus akhirnya ciut. Hal-hal itu ingin membesarkan ketika publik sudah ramai menjadi ciut,” ujarnya.

Delpedro juga heran mengapa rektorat UI memanggil BEM pada hari libur. Dia juga malah heran mengapa Ade tidak mengkritik rektorat, malah mempertanyakan pengurus BEM UI. "Urgensinya apa, daruratnya apa rektorat UI memanggil hari Minggu," ujarnya.

Ade juga menuding BEM UI manja. Dia menyebut, mahasiswa UI dipanggil rektorat pada hari Ahad, sudah mengeluh. Ade heran dengan aktivis mahasiswa era sekarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement