REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Di tengah melonjaknya kasus Covid-19, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dinilai paling efektif dalam mencegah penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menyebutkan, sejak Januari – Mei 2021, tercatat ada 100 kasus DBD di Kabupaten Indramayu. Dari jumlah itu, 16 kasus terjadi pada Januari, 16 kasus pada Februari, 26 kasus pada Maret, 28 kasus pada April dan 14 kasus pada Mei. Sedangkan pendataan pada Juni masih berlangsung.
Kasus DBD sejak awal tahun hingga saat ini memang lebih rendah dibandingkan 2020. Pada periode yang sama tahun lalu (Januari – Mei 2020), kasus DBD di Kabupaten Indramayu mencapai 127 kasus. Sedangkan total kasus sepanjang 2020, tercatat ada 214 kasus. "Dibandingkan tahun kemarin, kasus DBD saat ini memang menurun. Tapi masyarakat harus tetap waspada," kata Deden, Ahad (27/6).
Apalagi, selama sepekan terakhir, terjadi kondisi cuaca yang ekstrim. Meski sudah memasuki musim kemarau, namun hujan masih kerap mengguyur. Kondisi tersebut akhirnya menimbulkan genangan air yang tidak mengalir, yang menjadi tempat bertelurnya nyamuk Aedes aegypti penyebar DBD.
Untuk mengantisipasi serangan DBD, Deden meminta masyarakat untuk aktif melaksanakan kegiatan PSN melalui gerakan 3M. Yakni, menutup, menguras dan mengubur tempat penampungan air. "Cara 3M itu lebih efektif dibandingkan fogging," tegas Deden.
Fogging atau pengasapan hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan jentik-jentik nyamuk tidak mati dan akan berkembang menjadi nyamuk dewasa. Untuk memberantas jentik-jentik nyamuk itulah dibutuhkan gerakan 3M.