REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta kepada jajaran-nya agar pelaksanaan vaksinasi dan testing PCR di Kota Bekasi, Jawa Barat, ditingkatkan. Hal itu guna menekan angka kasus Covid-19.Permintaan itu disampaikan Sigit -sapaan akrab Kapolri-, saat meninjau posko PPKM Mikro bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kota Bekasi, Sabtu.
"Jajaran polres dan polsek juga harus menambah penyuntikan dosis vaksin dari 50 dosis per hari menjadi lebih dari itu," kata Sigit dalam keterangan tertulis-nya.
Tidak hanya itu, Sigit juga meminta pelaksanaan "3T" (tracing, testing dan treatmen) diperkuat lagi, serta mempercepat tes PCR dengan hasil 1 hari."Tes PCR juga dipercepat dengan hasil minimal 1 hari," kata jenderal bintang bintang empat itu.
Menurut Sigit, ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan obat-obatan yang bersumber dari dinas kesehatan dan wali kota sudah mencukupi di Kota Bekas. Termasuk ketersediaan petugas pelaksana serbuan vaksinasi nasional."TNI-Polri siap membantu melaksanakan serbuan vaksinasi di Bekasi," ungkap mantan Kabareskrim Polri ini.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanol berharap penanganan Covid-19 di Kota Bogot berjalan baik, jangan sampai terulang kejadian viral saat masyarakat terpapar Covid-19 diangkut menggunakan moda transportasi tradisional.Apabila Kota Bekasi kekurangan tenaga kesehatan, kata Hadi, segera lakukan koordinasi, dan fasilitas kesehatan terpenuhi dengan baik. "Jangan sampai ada lagi kejadian viral, pasien dibawa dengan gerobak, padahal fasilitas kendaraan atau ambulans untuk pasien masih ada," ujarnya.
Senada dengan Panglima, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan siap memenuhi kebutuhan vaksinasi di Kota Bekasi."Jika terdapat kekurangan vaksin segera laporkan ke puskesmas. Kami siap memberikan vaksin jika ada kekurangan," ututur Budi.
Sebagai catatan, Pemkot Bekasi menyediakan rumah sakit darurat Covid-19 di GOR Kota Bekasi. Pemkot juga memiliki delapan titik tes RT-PCR yang bisa mengetes sampai dengan 2.000 sampel per hari, dengan kecepatan 1 sampai 2 hari. Kemudian ada petugas puskesmas yang monitoring sampai ke tingkat RT.