Jumat 25 Jun 2021 17:10 WIB

GeNose C19, Inovasi Anak Bangsa Bantu Warga Tegakkan Prokes

Genose C19 tergolong alat elektromedis noninvasif.

Calon penumpang kereta api melakukan tes GeNose C19, di Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (11/6). Tes GeNose C19 hingga saat ini terus dilakukan PT KAI disetiap stasiun untuk calon penumpang jarak jauh sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Calon penumpang kereta api melakukan tes GeNose C19, di Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (11/6). Tes GeNose C19 hingga saat ini terus dilakukan PT KAI disetiap stasiun untuk calon penumpang jarak jauh sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- GeNose C19 merupakan inovasi dalam negeri yang secara luas telah digunakan sebagai alternatif alat skrining Covid-19. Pada akhir Desember 2020, Kementerian Kesehatan menerbitkan izin edar untuk GeNose C19. 

Bicara GeNose C19 Mohamad Saifudin Hakim mengatakan,  Genose C19 tergolong alat elektromedis noninvasif dengan basis kecerdasan buatan (artificial intelegent /AI) yang mengandalkan banyak data dan kepatuhan pada standar prosedur penggunaan (standard operating procedure/ SOP) untuk menghasilkan performa yang baik. 

Menurut dia, GeNose C19 terbukti membantu masyarakat yang harus melakukan mobilitas, sehingga tetap dapat  memenuhi protokol kesehatan, khususnya saat berada di ruang publik. Semua pihak termasuk  peneliti dan pengembang, distributor, operator, maupun masyarakat pengguna perlu sama-sama dapat memastikan agar tata cara penggunaan alat Genose C19 sesuai dengan SOP tersebut. 

"Bisa terjadi jika GeNose C19 dioperasikan ketika kondisi lingkungannya belum ideal dan syarat belum terpenuhi, maka hasil tes bisa menunjukkan ‘low signal’ atau memunculkan hasil positif maupun negatif palsu,” kata dia, Jumat (25/6). 

SOP Genose C19 telah disampaikan melalui distributor-distributor dan kepada semua operator secara berkala. Misalnya, salah satu yang perlu diperhatikan adalah lokasi penempatan alat. GeNose C19 harus diletakkan di ruangan yang memiliki saturasi udara satu arah. 

"GeNose C19 juga sudah memiliki fitur analisis lingkungan yang otomatis mengevaluasi saturasi partikel di sekelilingnya. Operator hanya perlu melakukan mode flushing untuk memeriksa udara atau lingkungan di sekitar alat selama 30 hingga 60 menit sebelum menjalankan alat," kata dia.

Dia mengatakan, Software GeNose C19 akan memberi tanda pada layar monitor laptop bahwa lingkungan sudah Ok atau Belum. "Tanda Warna hijau dan tulisan “GO” artinya sudah oke, sedangkan warna kuning atau merah dengan tanda seru berarti belum oke untuk mengoperasikan GeNose C19," kata dia.

 “Jika memaksa GeNose C19 beroperasi ketika kondisi lingkungannya belum Ok, maka hasil tes bisa tidak tepat. Sebagai pengembang  GeNose C19, tim peneliti juga telah menyiapkan mekanisme pemantauan penggunaan alat, pemutakhiran perangkat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Secara berkala dan berkelanjutan serta terus disampaikan melalui produsen maupun distributor,” kata Hakim menambahkan.

GeNose C19 telah digunakan di 65 stasiun Kereta Api Indonesia (KAI) sejak Februari 2021. Salah satu stasiun pertama penyedia layanan GeNose C19 ialah Stasiun Yogyakarta. Indah Lestarita, salah satu calon penumpang KAI, mengatakan bahwa ia memilih lakukan tes GeNose C19 karena pengambilan sampel napas yang mudah.

"Untuk orang-orang yang takut disuntik, atau takut dan risih ada alat yang masuk ke hidung atau mulut, GeNose C19 merupakan jawaban dari doa kalian semua,” tuturnya.

Tes GeNose C19 juga juga diterapkan di lembaga pendidikan. Salah satunya di Yayasan Ali Maksum, Pondok Pesantren Krapyak, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Maya Fitria, pengelola GeNose C19 di pondok tersebut, menuturkan pihaknya membutuhkan alat skrining yang cepat tetapi murah.

Setidaknya satu bulan sekali tim satgas Covid-19 di pondok tersebut melakukan skrining menggunakan GeNose C19 terhadap semua civitas akademika di pesantren. “Alhamdulillah santri, wali santri, semua pengasuh dan guru-guru, menyambut baik alat GeNose C19,” kata Maya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement