Jumat 25 Jun 2021 16:59 WIB

Betapa Berharganya Oksigen di Tengah Pandemi

Permintaan oksigen meningkat selama pandemi Covid-19.

Rep: Bayu Adji P, Febryan A/ Red: Karta Raharja Ucu
Pekerja mengisi ulang tabung oksigen di Otista Oxygen, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021). Peningkatan kasus positif COVID-19 di wilayah Kota Bogor membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen di tempat tersebut mengalami peningkatan dari biasanya 10 hingga 30 tabung menjadi 60 tabung oksigen sepekan ini untuk melayani sejumlah rumah sakit di Bogor maupun perorangan.
Foto:

Permintaan meningkat

Di Manggarai, Jakarta Selatan, Republika menemui lima pria berperawakan tegap tak henti-hentinya mengangkat tabung-tabung besi itu sedari siang hingga senja. "Tunggu dulu, tangan gua sakit ini abis ngangkat" kata salah satu pria itu ketika tabung yang harus diangkat datang lagi di depot isi ulang oksigen CV Rintis Usaha Bersama (RUB) di Jalan Minangkabau, Rabu (23/6). 

photo
Pekerja mengangkat tabung oksigen di depot pengisian oksigen medical, Manggarai, Jakarta, Jumat (18/6/2021). Menurut pemilik depot pengisian oksigen, Ervan, permintaan oksigen pada seminggu terakhir mengalami peningkatan 50 persen seiring jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta mengalami lonjakan. - (Republika/Thoudy Badai)

Di ruko tiga petak itu pada Rabu siang, pembeli seperti tak ada habisnya. Satu pergi, datang lagi dua pembeli. Begitu terus hingga malam tiba. "Pinggang karyawan udah pada sakit. Istirahat cuma sempat siang buat makan, habis itu udah lanjut lagi," kata Rizal, salah satu pengelola depot kepada Republika

Ervan, yang juga pengelola depot itu, menyebut, kebanyakan pembeli adalah warga untuk kebutuhan sanak saudara yang sedang sakit, salah satunya Covid-19. Lonjakan kasus di DKI Jakarta belakangan memicu gelombang pembelian tabung oksigen.

Salah satunya Nurul (30 tahun). Dia membeli tabung oksigen kapasitas dua kubik berserta isi untuk sepupunya yang sudah delapan hari terjangkit Covid-19. "Dia isolasi di rumah karena rumah sakit penuh semua. Tapi sekarang kondisinya sedang parah karena ada penyakit penyerta paru-paru. Makanya saya beliin oksigen" kata Nurul.

Ia mengatakan, pembeli oksigen isi ulang sudah meningkat sejak pandemi. Namun, lima hari terakhir peningkatan sampai membuat dia dan karyawan "tidak bisa istirahat sejak pagi". Lima hari terakhir, kata dia, penjualan naik dua kali lipat jika dibanding hari-hari sebelumnya. 

photo
Pekerja mengangkat tabung oksigen di depot pengisian oksigen medical, Manggarai, Jakarta, Jumat (18/6/2021). - (Republika/Thoudy Badai)

Pada awal Juni, rata-rata per hari ada 50 tabung kapasitas satu kubik yang harus diisi. Sedangkan lima hari terakhir, rata-rata per hari 100 tabung. 

"Kita nggak pernah kehabisan stok sih. Cuma sekarang udah mulai rebutan juga dapat pasokan oksigen dari pabrik karena permintaan tinggi di mana-mana," kata Ervan. 

Ervan mengatakan, tak ada rumah sakit yang berlangganan di depotnya. Hanya ada empat Puskesmas. Mayoritas pelanggannya memang masyarakat umum. Karenanya, lonjakan pengisian terjadi pada tabung kapasitas satu kubik --jenis tabung yang biasanya digunakan warga.

Meski senang omzet usaha depot oksigen milik keluarganya naik, Ervan menduga warga berduyun-duyun membeli tabung atau mengisi ulang oksigen hanya karena panic buying. Warga takut tak kebagian oksigen ketika keluarganya terjangkit Covid-19. Sebab, sudah tersebar informasi bahwa rumah sakit penuh dan stok oksigen isi ulang mulai menipis di beberapa daerah lain. 

Evan tak bisa berlama-lama bercerita dengan Republika. Sebab, pembeli oksigen sudah mengantre lagi. Ia pun segera kembali mengisi oksigen ke tabung-tabung besi itu. Dan, lima pekerja bertubuh tegap tadi masih saja mengangkat-angkat tabung saat cahaya matahari sudah berganti dengan sorot lampu jalanan. 

photo

Mawardi Djosan (66 tahun), pemiliki kios tabung oksigen di Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi mengatakan, kiosnya kerap kedatangan pelanggan baru dalam dua pekan terakhir. Pelanggan baru yang ia maksud adalah para penyintas Covid-19 yang sudah dinyatakan negatif dari tes usap PCR. 

“Sekitar dua pekan terakhir, memang oksigen banyak yang cari,” kata Adi, sapaan akrabnya saat ditemui Republika, Rabu (23/6). Dia menuturkan, para pelanggan baru itu kebanyakan mengeluhkan sesak napas pasca-Covid, sehingga mereka memerlukan oksigen tambahan.

Di samping itu, tingginya jumlah pasien Covid-19 yang memenuhi rumah sakit saat ini juga mempengaruhi permintaan oksigen di kiosnya. “Sekarang yang gejala ringan biasanya disuruh pulang. Jadi mereka isolasi mandiri di rumah. Lalu cek saturasi mandiri menggunakan oxymeter. Kalau mereka tahu kadar oksigennya sudah di bawah 90, mereka beli oksigen,” tutur dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement