REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu Kalimantan Barat mencatat kekurangan beras hasil petani di Kapuas Hulu sebanyak 2.000-3.000 ton disebabkan bencana alam banjir pada 2020.
"Kekurangan beras hasil petani Kapuas Hulu karena banjir yang terjadi pada Juli hingga September 2020 lalu, sehingga padi gagal panen," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu Sudirman.
Akibat banjir pada 2020, tambahnya, kurang lebih 600 hektar sawah gagal panen di Kecamatan Jongkong dan sejumlah hasil pertanian di pesisir sungai Kapuas juga terdampak banjir.
Ia mengatakan jika tidak karena bencana alam maka kekurangan beras hasil petani tidak sampai tiga ribuan ton, apalagi Kapuas Hulu terbantu oleh tanam kering. "Memang yang sangat berdampak itu karena banjir, makanya tahun ini kami genjot tanaman gaduh yang dalam waktu dekat akan panen di daerah pesisir sungai Kapuas," ujar Sudirman.
Menurut dia, tanaman padi gadu mulai Maret-April sehingga dalam waktu dekat akan ada panen raya. Sudirman juga menyebutkan rata-rata petani di Kapuas Hulu sebenarnya memiliki lumbung padi tetapi pada 2020 memang terjadi banjir yang cukup berdampak terhadap hasil pertanian masyarakat terutama daerah pesisir sungai Kapuas.
"Kita berharap tidak terjadi banjir seperti Tahun 2020 lalu, sehingga hasil pertanian masyarakat kita tidak mengalami kekurangan dari kebutuhan," katanya.