REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, virus Corona varian Delta tidak hanya menyasar hanya kepada ibu hamil dan anak-anak tetapi bisa terjadi ke semua orang. Hal ini terjadi karena virus Delta ini memang kecepatan penyebaran penularannya sangat cepat daripada virus SARS-CoV-2.
"Varian Delta adalah salah satu varian yang cepat menular. Diprediksi angka reproduksi (R0) varian tersebut mencapai enam. Artinya dari satu orang yang terinfeksi bisa kena enam sampai delapan orang. Varian Delta ini tertinggi angka reproduksinya daripada varian SARS-CoV-2," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (22/6).
Kemudian, ia melanjutkan varian Delta ini bisa serang siapa pun yang imunnya lemah tidak spesifik kelompok tertentu. Menurutnya, banyaknya ibu hamil dan balita yang terkena karena memang virus ini sangat cepat menyebar dan pemerintah belum bisa mengendalikan hal ini.
"Varian Delta bisa kenai siapa pun ya. Baik lansia, ibu hamil, remaja dan sebagainya. Hal ini terjadi karena memang varian ini sangat cepat. Maka dari itu, pemerintah harus kendalikan hal ini jangan bergantung terhadap vaksin saja," kata dia.
Kemenkes melaporkan, hingga 13 Juni 2021 dari total 1.989 sekuens yang diperiksa, telah dideteksi 145 sekuens variant of concern (VoC) yang diyakini menular lebih cepat serta memperparah pasien saat jatuh sakit.
Sebanyak 36 kasus terdeteksi sebagai B117 (Alfa), lima kasus B1351 (Beta), dan 104 kasus B1617.2 (Delta) yang tersebar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Riau, dan Kepulauan Riau.