REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Bank Indonesia menilai perekonomian Provinsi Banten semakin tumbuh membaik meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19, secara "quarter to quarter", pertumbuhan perekonomian Banten sebesar 0,78 persen dan secara 'year on year' kontraksi semakin mengecil menjadi sebesar -0,39 persen.
"Secara sektoral, perbaikan kondisi ekonomi Provinsi Banten terutama didorong oleh peningkatan pada hampir seluruh sektor utama di Provinsi Banten," kata Kepala BI Perwakilan Banten, Erwin Soeriadimadja di Serang, Selasa (22/6).
Erwin mengatakan, beberapa sektor yang tumbuh meningkat pada Kuartal I 2021 antara lain sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Air, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Konstruksi, serta sektor Real Estate. Dari sisi pengeluaran, kata Erwin, perbaikan ekonomi Provinsi Banten pada Kuartal I ini terutama didorong oleh membaiknya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Di sisi lain, Konsumsi rumah tangga dan Net Ekspor total per tiga bulan juga mengalami perbaikan, meskipun secara tahunan masih terkontraksi tipis sebesar -1,69 persen (yoy) dan -4,62 persen (yoy).
Secara keseluruhan, kata dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021 untuk Provinsi Banten dan 8 (delapan) Kota/ Kabupaten mengalami penurunan sejalan dengan kebijakan refocussing anggaran dalam rangka penanggulangan dampak pandemi COVID-19.
"Secara akumulatif, pagu Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota mengalami penurunan sebesar 7,7 pereen dibandingkan tahun 2020. Sementara, pagu Belanja wilayah Banten meningkat sebesar 1,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya" kata Erwin saat menyampaikan laporan perekonomian Banten.
Sampai dengan Kuartal I tahun 2021, kata Erwin, realisasi Pendapatan APBD Pemerintahan Provinsi Banten dan delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten senilai Rp 6,28 triliun atau mencapai 17,6 persen dari target 2021, lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2020 yang juga mencapai 17,1 persen. Sementara itu, realisasi Belanja APBD senilai Rp 3,79 triliun atau 9,1 persen dari total pagu belanja, lebih rendah dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 11,6 persen.
Dari sisi perkembangan harga, Inflasi Provinsi Banten pada Kuartal I 2021 tercatat sebesar 1,39 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan historis inflasi 3 tahun terakhir maupun inflasi Kuartal IV 2020 yang masing-masing sebesar 3,41persen (yoy) dan 1,45 persen (yoy).
Selain belum pulihnya konsumsi masyarakat, rendahnya inflasi Banten tersebut juga dipengaruhi oleh menurunnya tekanan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok perawatan Pribadi dan jasa lainnya. Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi pada Tekanan inflasi Provinsi Banten pada Kuartal II 2021diperkirakan meningkat secara tahunan dibandingkan Kuartal sebelumnya.
Menurut Erwin, percepatan pemulihan ekonomi didukung perluasan vaksinasi akan mendorong berlanjutnya tren peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat serta menyebabkan peningkatan tekanan inflasi.