Selasa 22 Jun 2021 20:52 WIB

Curiga Varian Delta Menyasar Anak-Anak dan Balita

224 balita di DKI positif Covid dan Anies menduga mereka tertular varian baru Corona.

Seorang balita di ukur tinggi badannya ketika dilakukakanya posyandu secara door to door di kawasan Rw 01 Kebon Baru, Tebet, Jakarta. Saat ini tengah muncul dugaan bahwa varian Delta menginfeksi anak-anak dan balita menyusul temuan banyaknya anak-anak dan balita positif Covid-19. (ilustrasi)
Foto:

 

Ahli Biologi Molekuler Ahmad Utomo menyatakan, hubungan antara varian Delta dengan melonjaknya kasus Covid-19 di kalangan anak-anak dan balita masih dalam tahap pengumpulan data. Namun, ia membenarkan ada beberapa laporan varian Delta ini mulai mudah menular ke anak-anak.

"Kami masih dalam taraf pengumpulan data, memang ada beberapa laporan kalau varian Delta ini mulai mudah menular ke anak-anak. Tapi kami belum tahu, apakah hal ini menimbulkan gejala separah pada orang dewasa? hal ini masih perlu kami pantau," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (22/6).

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan di tengah kasus Covid-19 yang kian meninggi, jemput bola dan tracing kepada anak harus lebih sensitif. Sebab, anak-anak yang terpapar Covid-19 akan jarang menunjukkan gejala sehingga sulit dideteksi dibandingkan orang dewasa.

"Situasi ini akan lebih berat, ketika anak belum dapat berkomunikasi sakitnya, seperti bayi dan balita," kata Jasra, Selasa (22/6).

Jasra menjelaskan, berdasarkan data BNPB kasus bayi dan balita lebih banyak. Ia menduga karena anak usia ini sulit untuk menjelaskan rasa sakit. Begitupun kasus kematiannya lebih menyasar pada bayi usia 0-2 tahun.

Kasus Covid-19 yang sepekan ini meningkat pesat terjadi di segala usia. Karena itu dikhawatirkan kasus anak positif Covid-19 meningkat dengan adanya interaksi liburan beberapa waktu lalu.

"Untuk itu, orang tua penting berkonsultasi kepada Satgas Covid-19 di daerah masing-masing yang dipimpin para RT, kepala desa, dan kepala dusun. Jangan ragu dan penting segera menginformasikan ke puskesmas. Karena puskesmas butuh waktu beberapa hari untuk memastikannya," kata Jasra menambahkan.

Selain itu, dalam pelayanan kepada kasus anak positif Covid-19, pemerintah daerah perlu memetakan layanannya. Hal ini penting agar orang tua tenang dan kondisi anaknya dapat ditangani dengan lebih cepat.

Kebutuhan perawat, dokter, dan relawan yang sensitif anak perlu segera disiapkan. Jasra mencontohkan dalam kondisi anak melihat jarum suntik atau ketika perlu dites usap PCR.

"Artinya, berbagai produk dan peralatan medis perlu sensitif dan ramah anak, agar percepatan penanganan Covid-19 pada anak benar-benar terjadi," kata dia lagi.

photo
Isolasi mandiri pasien Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement